2.475 Jiwa Masih Bertahan di Pengungsian

2.475 Jiwa Masih Bertahan di Pengungsian

TRAUMA HEALING: Anak-anak pengungsi di posko Dupantex mendapatkan trauma healing dari relawan. Hingga kemarin siang, 2.475 jiwa masih mengungsi di puluhan posko pengungsian di wilayah pesisir Kabupaten Pekalongan. Hadi Waluyo.

TIRTO - Sebanyak 2.475 jiwa korban banjir di Kabupaten Pekalongan hingga Kamis (27/2/2020) siang masih bertahan di puluhan lokasi pengungsian. Para pengungsi masih membutuhkan bantuan makanan siap saji, famili kit, selimut, kebutuhan balita, dan obat-obatan.

Berdasarkan pantauan Kamis (27/2/2020), banjir di wilayah pesisir sudah mulai surut, namun penurunan ketinggian banjir masih berkisar 10 cm. Sehingga, desa-desa di wilayah pesisir masih harus berjibaku dengan banjir.

"Banjir masih menggenangi desa. Ada penurunan sekitar 10 cm dibandingkan hari kemarin. Banjir di sini ketinggian air rata-rata 50 cm," terang Nurkholis, warga Desa Jeruksari, kemarin siang.

Humas PMI Kabupaten Pekalongan M Rofik Maulana, Kamis (27/2/2020), mengatakan, berdasarkan data hingga Kamis dini hari, jumlah pengungsi di Kabupaten Pekalongan sebanyak 2.735 jiwa. Jumlah pengungsi ini berkurang dibandingkan hari Rabu (26/2/2020) yang mencapai 2.830 jiwa. Hingga kemarin siang, jumlah pengungsi kembali berkurang menjadi 2.475 jiwa. Mereka tersebar di 33 lokasi pengungsian.

"Kebutuhan mendesak saat ini di antaranya family kit, selimut, trapolin, makanan siap saji seperti mie instan, sardens, dan makanan bayi, serta obat-obatan seperti minyak kayu putih, tolak angin, salep gatal, dan lainnya," terang dia.

Disebutkan, di Kecamatan Tirto yang terdampak banjir, yakni Desa Jeruksari ada 1.620 rumah, dengan 1.871 KK atau 8.206 jiwa, Desa Mulyorejo 674 rumah (760 KK, 2.232 jiwa), Desa Karangjompo 592 rumah (889 KK, 3.600 jiwa), Desa Pacar 632 rumah (990 KK, 2.970 jiwa), Desa Samborejo 110 rumah (121 KK, 618 jiwa), dan Desa Tegaldowo 656 rumah (965 KK, 3.327 jiwa).

Untuk Kecamatan Wiradesa, lanjut dia, desa terdampak banjir, yaitu Desa Bener ada 433 rumah (433 KK, 1.851 jiwa), Desa Pekuncen 345 rumah (345 KK, 1.380 jiwa), dan Desa Mayangan 25 rumah (25 KK, 100 jiwa).

Sementara itu, di Kecamatan Siwalan masih ada empat desa terdampak banjir, yaitu Desa Depok 600 rumah (650 KK, 1.800 jiwa), Desa Blacanan 400 rumah (700 KK, 1.200 jiwa), Desa Boyoteluk 300 rumah (300 KK, 1.200 jiwa), dan Desa Sipait 130 rumah (175 KK, 450 jiwa).

Sedangkan di Kecamatan Wonokerto seluruh desanya terdampak banjir. Yakni, Desa Wonokerto Wetan 672 rumah (928 KK, 3.150 jiwa), Desa Bebel 423 rumah (872 KK, 1.647 jiwa), Desa Rowoyoso 488 rumah (609 KK, 2.282 jiwa), Desa Pesangrahan 711 rumah (879 KK, 2.940 jiwa), Desa Wonokerto Kulon 1.425 rumah (1.868 KK, 4.850 jiwa), Desa Api-api 950 rumah (1.401 KK, 4.551 jiwa), Desa Tratebang 470 rumah (765 KK, 2.931 jiwa), Desa Pecakaran 575 rumah (1.214 KK, 5.052 jiwa), Desa Semut 311 rumah (550 KK, 2.650 jiwa), Desa Blacanan 65 rumah (85 KK, 425 jiwa), dan Desa Boyoteluk 679 rumah (1.374 KK, 4.458 jiwa). Banjir juga menggenangi Kelurahan/Kecamatan Sragi. Sebanyak 205 rumah di kelurahan ini terdampak banjir, dengan 205 KK atau 722 jiwa. "Total keseluruhan rumah yang terdampak banjir ada 13.446 rumah, 18.924 KK, dan 64.600 jiwa," terang M Rofik.

Diterangkan, data terakhir pengungsian hingga pukul 01.00 WIB dini hari ada 33 lokasi, dengan jumlah pengungsi sebanyak 2.735 jiwa. Mereka di antaranya tersebar di Posko Lokatex, Kecamatan Siwalan ada 55 jiwa, di Desa Karangjompo ada 828 pengungsi yang mengungsi di 13 titik, dan di Desa Tegaldowo ada 969 jiwa di enam titik pengungsian.

Di Desa Mulyorejo ada 8 titik pengungsian, dengan jumlah pengungsi sebanyak 447 orang. Sementara itu 178 warga Kelurahan Bener juga mengungsi di dua titik pengungsian di desa itu, yakni di Musala Al Amin sebanyak 40 jiwa dan di Kopindo ada 138 jiwa.

"Untuk Kecamatan Wonokerto ada tiga titik posko pengungsian, yakni di posko Desa Sijambe ada 150 jiwa, Masjid Pesangrahan jumlah pengungsi 73 jiwa, dan Masjid Jami Api-api jumlah pengungsi 40 jiwa," terang dia.

Dikatakan, total keseluruhan pengungsi hingga Kamis dini hari ada 2.735 jiwa, namun hingga pukul 14.00 WIB kemarin jumlah pengungsi berkurang menjadi 2.475 jiwa. Salah satunya di Lokatex sudah tidak ada pengungsi. Untuk ketinggian air 20 cm hingga 30 cm. "Untuk tadi pagi di posko dapur umum BPBD membuat 1.660 nasi bungkus untuk makan pagi, dan untuk sisa 1.185 bungkus nasi dibuat Dinsos," imbuh dia. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: