Membangun Infrastruktur Sambil Melibatkan Masyarakat

Membangun Infrastruktur Sambil Melibatkan Masyarakat

JAJARAN - Foto bersama Lurah beserta jajaran perangkat kelurahan Gamer, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan.

KOTA - Program pembangunan infrastruktur di satu sisi dengan pemberdayaan masyarakat di sisi lain, kini tak lagi menjadi dua hal yang terpisah. Seperti dilakukan Kelurahan Gamer, Kecamatan Pekalongan Timur, melalui konsep pembangunan infrastruktur berbasis pemberdayaan masyarakat, sehingga proyek fisik tak lagi harus dilaksanakan pihak ketiga, melainkan justru melibatkan masyarakat, mulai perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan.

Demikian diungkapkan Ahmad Anas, Lurah Gamer, ketika ditemui di kantornya, Rabu (11/3/2020). "Ya kita kan ditarget 70% untuk kegiatan fisik, dan 30% non fisik. Untuk fisiknyapun kita kedepankan pemberdayaan. Tidak lagi dipihak ketigakan, tapi pemberdayaan lembaga yang ada, " ungkapnya.

Hal itu bisa terlihat dari pelibatan aktif lembaga-lembaga masyarakat semisal LKK, LPM dan PKM, RT-RW, bahkan Karang Taruna dalam setiap program pembangunan baik fisik maupun non fisik.

"Paling tidak, kalau pemberdayaan kita perlu meningkatkan keterampilan dan kemampuan dari LKK, LPM-PKM, biar lebih berdaya, berguna. Kelembagaan di kelurahan juga semakin dikenal. Kalau sudah kenal kan enak, partisipasi masyarakat juga enak," jelasnya.

Menurut Anas, partisipasi masyarakat menjadi penting, karena nantinya hasil pembangunan juga kembali ke mereka, baik fisik maupun non fisik.

"Kegiatan rutin ya termasuk pembangunan sarana dan prasarana. Ini kan ada dana kelurahan, yang membenahi kampung dari jalan-jalan, saluran-saluran yang kurang baik ya diperbaiki," paparnya.

Namun demikian, Anas mengingatkan soal keterbatasan anggaran, sehingga setiap program yang telah disepakati pemerintah dan masyakat kelurahan sekalipun tetap harus mengikuti skala prioritas. Bahkan, Kelurahan Gamer sendiri sampai saat ini belum memiliki kantor sendiri, sehingga masih menginduk.

"Kita sudah mengajukan usulan sejak 2015, setiap Musrenbangcam juga kita ajukan, tapi sampai kini belum ada kejelasan. Ya mungkin karena anggaran Pemkot juga terbatas," terangnya.

Tak terkecuali aspirasi pembenahan Lapangan Gamer. Padahal, penataan lapangan tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan ruang interaksi dan beraktivitas warga.

"Gambarannya itu, di lapangan tersebut nantinya ada tempat bermain, lingkungan ramah anak, kegiatan remaja juga bisa berkembang. Lapangannya cukup besar, sekitar 160 m2. Lapangan terbuka hijau bisa dimanfaatkan untuk aktivitas masyarakat," urainya.

Selain itu, potensi yang lain adalah keberadaan kampung Iklim di RW 09, yang juga masih butuh pembenahan. "Kita sinergi dengan DLH, untuk bisa mengembangkan kampung Iklim di sana. Agar rob ngga masuk ke kelurahan Gamer sendiri," imbuhnya. (ap3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: