26 Puskesmas Sudah Terakreditasi

26 Puskesmas Sudah Terakreditasi

REAKREDITASI - Wakil Bupati Arini Harimurti saat menghadiri Opening Meeting Survey Reakreditasi FKTP UPTD Puskesmas Siwalan Kabupaten Pekalongan di Hotel Nirwana, Rabu (30/10) malam. Foto: Hadi Waluyo.

Masyarakat Harus Kian Merasakan Manfaatnya

Sebanyak 26 Puskesmas dari 27 Puskesmas yang tersebar di 19 kecamatan di Kabupaten Pekalongan sudah terakreditasi, dan hanya satu Puskesmas yang terigestrasi karena masih baru.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Setiawan Dwiantoro, saat Opening Meeting Survey Reakreditasi FKTP UPTD Puskesmas Siwalan Kabupaten Pekalongan, Rabu (30/10) malam, di Hotel Nirwana, menyatakan, di Kabupaten Pekalongan ada 27 Puskesmas yang tersebar di 19 kecamatan. Menurutnya, sebanyak 26 Puskesmas sudah terakreditasi. Dengan rincian, dua Puskesmas sudah mencapai utama, yakni Puskesmas Tirto 1 dan Kedungwuni 1. Sebanyak 20 Puskesmas kategori madya, dan sisanya dasar.

"Satu Puskesmas masih terigestrasi karena baru, yakni Puskesmas Wonokerto 2. Tahun depan sudah akreditasi," kata dia.

Dikatakan, Puskesmas Siwalan masuk kategori madya, dan melangkah setapak lagi utama. Diharapkan, ke depan bisa meraih paripurna.

Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti, menyambut baik kegiatan tersebut, karena menurut pengalaman setiap kali ada kegiatan akreditasi pihak Puskesmas menjadi termotivasi untuk memberikan yang terbaik, apakah itu administrasi, kebersihan, dan pelayanannya.

Ia berharap, semangat motivasi seperti itu tidak hanya saat pelaksanaan akreditasi, tapi senantiasa tumbuh setelah survei dilakukan.

"Seperti apa yang disampaikan oleh Pak Jokowi, kita hendaknya tidak hanya melihat pada proses tapi lebih penting pada hasil. Ibarat SMS tidak hanya terkirim tapi diterima oleh si penerima. Sehingga hasil dari Puskesmas sendiri masyarakat bisa merasakan manfaat dari keberadaan Puskesmas itu sendiri," ujar Arini.

Jika program hanya dilaksanakan dan dievaluasi saja, lanjut Wabup, tapi saat masyarakat ditanya tidak merasakan manfaatnya itu bukan sesuatu yang ingin dicapai.

"Tapi hasilnya adalah apakah masyarakat puas, apakah masyarakat dapat memanfaatkan Puskesmas itu dengan baik," tandasnya.

Ketua tim surveyor dr Siti Nur Zaenab Mkes, dari Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, menyatakan, upaya Puskesmas adalah upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Oleh karena itu, upaya Puskesmas berbeda dengan rumah sakit.

Menurutnya, keempat upaya itu tidak bisa lepas satu-satu, tinggal penekanannya dimana. Jika di Puskesmas penekanannya pada promotif-preventif didukung kuratif-rehabilitatif. Tapi di rumah sakit penekanannya kuratif-rehabilitatif.

"Orang Puskesmas tahu pasien ini dari mana, sakitnya kenapa, ada ndak kaitannya dengan keluarganya dan lingkungannya. Setelah dirawat di Puskesmas kembalinya ke mana, kondisi tempat tinggalnya mendukung untuk kesehatannya apa ndak. Itu di Puskesmas melihat secara keseluruhan tapi kalau di rumah sakit pasien datang, diobati, pulang atau mati, itu sudah selesai. Kewajiban rumah sakit itu memberi pengobatan dan rehabilitasi," ujarnya.

Ditambahkan, pihaknya datang bukan untuk menilai, karena program itu bukan lomba. Dikatakan, pihaknya datang untuk memotret dengan alat instrumen-instrumen penilaian. Instrumen ini untuk menilai bagaimana pelaksanaan pelayanan Puskesmas dibandingkan standar mutu yang telah ditentukan.

"Mutu harusnya memuaskan semua pihak. Namun mutu juga tidak pernah selesai, yang ada peningkatan mutu dari waktu ke waktu. Paripurna pun belum tentu mutunya sudah sempurna. Namun standarnya sudah terpenuhi. Kita juga melihat apakah masyarakat puas dengan pelayanan Puskesmas. Sekarang puas, besok belum puas lagi karena tuntutan masyarakat selalu meningkat. Makanya ditentukan standarnya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: