3.000 Pencari Kerja Gagal Terserap di Job Fair

3.000 Pencari Kerja Gagal Terserap di Job Fair

*Setiap Tahun, Karena Tak Punya Kompetensi

PELATIHAN - Sebanyak 32 lulusan BLK Disnaker Kendal, ikuti pelatihan kerja di di PT Terryham Proplas, Kaliwungu.

KENDAL - Tingginya persaingan di dunia kerja membuat aspek kompetensi menjadi hal yang vital. Data Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Kendal bahkan mencatat setidaknya ada 3.000 pencari kerja yang gagal terserap di setiap even bursa kerja tahunan, lantaran tak memiliki bekal kompetensi.

Hal itu disampaikan Kepala Disnaker Kendal, Syukron Samsul Hadi mengatakan, Rabu (20/11) kemarin, saat penandatanganan MoU soal pelatihan kerja dengan PT Terryham Proplas Kaliwungu, Kendal. Menurutnya, setiap kali even job fair, hanya 1.000 pencari kerja yang berhasil terserap perusahaan-perusahaan yang ada.

"Sedang ribuan lainya banyak yang tak kompeten dan kurangnya informasi. Dengan pelatihan ini, harapannya bisa meningkatkan kualitas dan skill dari lulisan BLK, sehingga bisa terserap kerja di perusahaan," katanya.

Pelatihan kerja di PT Terryham Proplas sendiri diikuti 32 lulusan Balai Latihan Kerja (BLK) Kendal. Kerjasama itu dimaksudkan untuk melahirkan calon tenaga kerja yang punya keahlian dan kompetensi.

Dijelaskan Sukron, saat ini Kabupaten Kendal tengah mempersiapkan diri menyongsong Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sehingga diperlukan sumber daya manusia (SDM) lokal yang memiliki keterampilan. Harapannya, SDM Kendal dapat bersaing dengan SDM dari kota bahkan negara lain.

"Ya, pelatihan ini jadi salah satu ikhtiar tersebut. Pesertanya dari lulusan BLK yang memenuhi syarat bekerja. Jika pihak managemen menghendaki untuk memperkerjakan langsung, maka para siswa siap untuk ditempatkan di mana saja," jelasnya.

Sementara itu, Direktur PT Terryham Proplas Indonesia, Syamsunar mengatakan, pihaknya akan membagi dua kelas bagi para peserta pelatihan di perusahaannya. Peserta akan diminta untuk memilih kelas wirausaha di bidang UPVC atau menjadi tenaga teknisi. Pelatihan dilakukan selama satu bulan. "Peserta akan diajari menggunakan teknologi produksi UPVC terbaru dan menjadi wirasuaha di bidang UPVC," katanya.

Syamsunar menambahkan, industri UPVC sangat membutuhkan SDM yang banyak. Pasalnya UPVC merupakan produk baru sebagai alternatif pengganti kayu untuk bangunan, sehingga diperlukan edukasi produk tersebut kepada masyrakat. "Dengan lahirnya tenaga-tenaga kerja terampil, ahli dan kompeten, maka perkembangan agen-agen UPVC menjadi lebih cepat," imbuhnya.

Selain menandatangani MoU pelatihan kerja, acara juga diisi dengan 'Ngobrol Santai'. Dengan mengangkat topik "Kesiapan Tenaga Kerja Lokal Menyongsong Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal", panitia menghadirkan Kepala Disnaker dan Ketua PWI Kendal sebagai narasumber. (lid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: