3.824 Pengungsi Masih Bertahan
*Lokasi Pengungsian Disebar
*Ketinggian Air di Wilayah Utara Bertambah
KOTA - Meski banjir di sejumlah wilayah di Kota Pekalongan berangsur surut, namun jumlah masyarakat yang memilih bertahan di pengungsian masih tinggi. Berdasarkan data BPBD, hingga Rabu (10/2/2021), masih ada 3.824 pengungsi yang bertahan di 64 titik pengungsian. Jumlah menurun jika dibandingkan sehari sebelumnya yang mencapai 4.420 jiwa.
Jumlah pengungsi tersebut, tersebar di tiga kecamatan yakni masing-masing di Kecamatan Pekalongan Utara ada 37 lokasi, dengan pengungsi mencapai 1.346 jiwa. Kemudian di Kecamatan Pekalongan Barat, total ada 14 lokasi pengungsian, dengan jumlah pengungsi mencapai 1.229 jiwa. Sementara, di Kecamatan Pekalongan Timur ada 13 lokasi pengungsian, dengan jumlah pengungsi sebanyak 835 jiwa.
Kasi Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Pekalongan Dimas Arga Yudha mengatakan, secara keseluruhan kondisi genangan banjir di Kota Pekalongan sudah menurun dibandingkan puncak banjir yang terjadi pada 8 Februari lalu. Mengenai jumlah pengungsi yang masih tinggi, dia mengatakan bahwa kondisi itu terjadi karena terjadi gelombang pasang sehingga menyebabkan genangan di sejumlah wilayah Pekalongan Utara justru bertambah. "Sehingga banyak warga yang sebelumnya tidak mengungsi memutuskan untuk mengungsi," jelasnya.
Banyaknya jumlah titik pengungsian, dikatakan Dimas memang menjadi salah satu strategi dari Pemkot Pekalongan. Dia menjelaskan, sejak awal Pemkot tidak menetapkan satu titik pengungsian yang terpusat tapi disebar ke banyak lokasi dalam rangka menjalankan protokol kesehatan. Selain itu, titik pengungsian juga disesuaikan dengan jarak terdekat dari tempat tinggal para pengungsi.
"Untuk lokasi, selama ada fasilitas pemerintah seperti sekolah, kantor dinas, aula kelurahan bisa digunakan terlebih dulu. Kemudian fasilitas umum lainya seperti musala, masjid, majlis taklim, atau rumah warga, juga dapat digunakan," katanya.
Dimas mengingatkan, berdasarkan prediksi dari BMKG cuaca ekstrim masih akan terjadi hingga 13 Februari mendatang. Sehingga masyarakat diminta untuk tetap waspada. Sementara untuk gelombang tinggi, sesuai prediksi BMKG terjadi pada 8 Februari hingga 9 Februari 2021 lalu.
Kondisi genangan banjir yang masih tinggi, diungkapkan beberapa warga di wilayah utara. Salah satunya Adnan, warga Perum Limas, Kelurahan Krapyak, Kecamatan pekalongan Utara. "Di dalam rumah saya ketinggian air masih selutut. Kalau di luar, ada yang lebih tinggi lagi," ungkapnya.
Sementara Rohmah, warga gang Sekarwangi, Kandang Panjang, Pekalongan Utara, mengatakan sampai siang kemarin ketinggian banjir di rumahnya masih sama dengan sehari sebelumnya. "Masih tetap sepaha, sama dengan kemarin. Di perumahan Becak juga masih kebanjiran," ungkapnya saat ditemui lokasi pengungsian GOR Jetayu.
*Sekolah Dibuka untuk Lokasi Pengungsian
Sementara salah satu lokasi yang digunakan oleh pengungsi yakni di gedung SMKN 2 Pekalongan. Pihak sekolah membuka beberapa ruang sebagai tempat pengungsian yakni aula sebagai lokasi utama, kemudian beberapa ruang kelas digunakan untuk pengungsian khusus balita, pengungsian khusus anak, hingga tempat penjemuran.
"Kami sudah buka sejak tanggal 8 Februari lalu. Alhamdulillah kondisi di sini semuanya baik, guru dan pihak sekolah juga semuanya peduli dan turut membantu sehingga pengungsi bisa tertangani dengan baik. Untuk suplai makanan kami mendapatkan bantuan dari Pemkot Pekalongan ditambah dari hasil kepedulian teman-teman guru di SMKN 2 Pekalongan," tutur Koordinator Lapangan Pengungsian SMKN 2 Pekalongan, Sarjono.
Dia mengatakan, sengaja menyiapkan beberapa ruang untuk memisah pengungsi anak-anak dan balita. Karena penanganan dan kondisi mereka juga berbeda. "Total ada 230-an pengungsi yang ada di sini. Kami juga menerapkan protokol kesehatan ketat, salah satunya memisah beberapa ruang untuk pengungsian agar bisa menjaga jarak, kemudian kami membagikan masker dan menyediakan hand sanitizer maupun disinfektan," tandasnya.(way/nul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: