Buka Akses Ke Petungkriyono Paska Putusnya Jembatan Tembelan, Pemerintah akan Bangun Jembatan Bailey

Buka Akses Ke Petungkriyono Paska Putusnya Jembatan Tembelan, Pemerintah akan Bangun Jembatan Bailey

Paska putusnya Jembatan Tembelan di Desa Kayupuring, warga buat jembatan darurat dari bambu untuk titik penyeberangan pejalan kaki di Sungai Welo. -Hadi Waluyo-

Kabid Bina Marga, DPU Kabupaten Pekalongan, Faruk, menambahkan, Jembatan Tembelan atau Jembatan Jimat II yang putus memiliki panjang 24 meter dengan lebar 5 meter. Namun, akibat diterjang banjir bandang, bentang sungainya menjadi lebih panjang akibat tergerus banjir. 

"Bentang sungainya jadi sekitar 40 meter karena tebing sungai tergerus banjir, padahal panjang bailey di bawah 30 meter, makanya belum bisa dipasang di bentang sungai itu," kata dia.

Oleh karena itu, pihaknya bersama Bina Marga Provinsi Jawa Tengah akan melakukan survei kembali untuk memastikan penanganan jembatan yang putus tersebut, agar akses jalan ke Petungkriyono bisa segera terbuka kembali.

"Alternatifnya apakah membuka hutan di kanan-kiri jembatan yang putus itu, atau menggunakan eksisting jembatan yang masih ada dengan penguatan pilarnya untuk pemasangan bailey-nya," katanya.

Disebutkan, akses jalur ke Petungkriyono harus segera dibuka. Agar alat-alat berat bisa dikirim ke wilayah tersebut untuk mempercepat penanganan bencana longsor di Petungkriyono. 

"Jalur ini harus segera dibuka, agar alat berat bisa masuk ke Petungkriyono untuk percepatan penanganan longsor di Petungkriyono," tandasnya.

Sementara itu, masyarakat desa setempat membuat jembatan darurat dari bambu untuk titik penyeberangan warga dari wilayah atas ke bawah, dan sebaliknya. 

"Warga buat jembatan darurat dari bambu untuk menyeberang sungai dari atas ke bawah dan sebaliknya. Kendaraan sama sekali ndak bisa lewat. Mentok di jembatan yang putus ini," ujar Kapolsek Talun, Iptu Adhi Agung P.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: