40 Persen Warga Batang Hanya Lulusan SMP
*Bupati Wihaji Gencarkan Pentingnya Sekolah
BATANG - Sebanyak 40 persen warga Kabupaten Batang hanya menempuh pendidikan hingga jenjang SMP saja. Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor di bidang pendidikan yang menyebabkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) rendah, disamping faktor kesehatan dan pendapatan perkapita masyarakatnya.
"Pendidikan menjadi sangat penting untuk menyiapkan generasi hebat, maka Pemkab juga mengalokasikan beasiswa disamping Pemrrintah pusat juga ada program Kartu Indonesia Pintar (KIP). Dan dengan adanya program tersebut, diharapkan tidak ada lagi anak putus sekolah," ujar Bupati Batang, Wihaji saat memberi sambutan usai Tarawih ukuwah keliling putaran kedua di Masjid Miftahul Huda, Desa Mojotengah, Reban, Jumat (10/5) malam. Tampak hadir Kapolres Batang AKBP Edi Suranta Sinulingga, Ketua DPRD Imam Teguh Raharjo dan Kepala OPD Kabupaten Batang.
Pada kesempatan itu, Bupati Wihaji juga mengungkapkan bahwa Pemkab Batang akan memberikan perhatian lebih pada anak-anak Desa Mojotengah. Pasalnya, berdasarkan data yang ada, rata-rata warga hanya mampu sekolah sampai SMP. Karena itulah, bagi siswa kurang mampu yang akan melanjutkan ke jenjang SMA, maka Pemkab kan bantu.
"Orang tua mempunyai kewajiban mendidik dan mensekolahkan anaknya. Permasalahan anak mau jadi apa, kita serahkan kepada Allah," tegas Wihaji.
Disisi lain, untuk meningkatkan derajat hidup warga Desa Mojotengah, Pemkab juga sudah mengalokasikan Rp 1 miliar untuk pengaspalan ruas Jalan pengubung Sidoarjo-Mojotengah pada tahun 2019. Dengan perbaikan jalan tersebut diharapkan perekonomian masyarakat akan meningkat, sehingga berimbas pada peningkatan kesejahteraan warga.
Sementara Kepala Desa Mojotengah, Darwanto, mengatakan bahwa warga desa mayoritas sebagai buruh petani pemetik teh, namun secara ekonomi masyarakat hidup sederhana.
"Di desa kami ada 200 rumah tidak layak huni yang butuh bantuan, dan sanitasi jamban," pinta Darwanto
Tidak hanya itu, Darwanto juga mengungkapkan bahwa desanya sangat membutuhkan bidan desa. Pasalnya, bidan yang dulu sempat ada sudah pindah. Hal itu disebabkan rumah dinasnya berada di tengah hutan, sehingga dia tidak bersedia menempatinya. (red/hmb)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: