Warga Berharap Relawan Sling Gantung Difungsikan, Bantu Percepat Akses Ke Petungkriyono

Sepeda motor diseberangkan dengan sling gantung untuk bisa melewati Jembatan Tembelan yang putus. Dengan cara ini, akan mempercepat waktu tempuh ke Petungkriyono. -Hadi Waluyo-
KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Pasca viralnya relawan sling gantung pasang tarif, relawan yang biasa membantu masyarakat menyeberangkan barang dan sepeda motor di lokasi Jembatan Tembelan yang putus dibubarkan oleh Pemerintah Desa Kayupuring.
Pembubaran itu pun mendapat penolakan dari warga Petungkriyono yang justru merasa terbantu dengan keberadaan para relawan sling gantung tersebut.
Pasalnya, dengan bantuan mereka, akses ke Petungkriyono menjadi lebih cepat daripada memutar melalui jalur Banjarnegara.
"Itu bukan relawan tapi warga sekitar. Keberadaan mereka sangat membantu warga yang akan menyeberangkan barang atau motor di titik jembatan yang putus. Orang yang memosting itu adalah pungli adalah orang yang ingin viral saja," ungkap Daslam, warga Desa Songgodadi, mensikapi polemik tarif jasa penyeberangan barang dan motor dengan sling di Jembatan Tembelan, Kamis, 13 Februari 2025.
Baca juga:Viral di Medsos, Penyeberangan Barang di Petungkriyono Pekalongan Dipatok Tarif
Menurutnya, pungli itu dilakukan oleh orang-orang yang sudah diberi gaji atau mendapatkan upah dari negara atau pihak-pihak tertentu. Atau seseorang atau kelompok orang yang mempersulit orang yang akan melewati jalan umum dengan dimintai pungutan. "Itu namanya pungli," kata dia.
"Yang saya lihat di Tembelan itu orang membayar jasa. Dan orang di sana pun menjual jasa. Warga yang menjalankan sling di situ kan juga butuh makan, butuh minum, dan butuh kerja untuk menghidupi keluarganya," ungkap dia.
Ia mengatakan, orang-orang itu menjual jasanya jika ada warga yang butuh cepat melewati jembatan yang putus tersebut.
"Dibuatkan sling itu kan untuk yang menginginkan waktu cepat. Jika tidak ingin cepat ada alternatif jalan lain yang memutar ke Kalibening atau Lebakbarang," tukas dia.
Jika mereka merasa keberatan untuk membayar jasa, bisa menggunakan jalur alternatif melalui Kalibening atau Lebakbarang.
"Jangan malah membuat onar di situ ada pungli. Jangankan uang Rp 20 ribu, Rp 30 ribu, Rp 100 ribu pun bagi orang yang sepakat mau kok mau menggunakan jasanya," ujar dia.
Jika tidak ingin ada uang jasa, maka ia menyarankan agar di lokasi itu ditempatkan para relawan. Relawan ini bisa jadi orang yang sudah berkecukupan dan ingin membantu warga atau orang-orang yang mendapatkan upah dari pemerintah dan ditempatkan di situ.
"Kalau orang desa ndak mungkin mas. Kalau membantu seminggu mungkin bisa, tapi kalau berbulan-bulan ya ndak mampu. Orang-orang yang berlalu lalang ke Petung seperti pekerja dan pedagang kan orang yang mencari nafkah juga, yang mencari keuntungan juga. Masak orang di situ disuruh menolong setiap hari. Dia kan butuh makan dan menafkahi keluarganya juga," tandasnya.
Dikatakan, jika pengguna jalan ingin menyeberangkan sendiri barang-barangnya atau motornya tidak akan bisa. Sebab, untuk menyeberangkan barang-barang tersebut dengan tali sling membutuhkan tenaga banyak orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: