43 Ribu UMKM Terdampak Covid-19
**Pasar Besar Tutup, Produk Numpuk
KAJEN - Sebanyak 43 ribu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Pekalongan terdampak pandemi Covid-19. Salah satunya UMKM di usaha konveksi, baik yang berskala besar maupun skala rumah tangga.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi dalam jump pers di Ruang Rapat Bupati, baru-baru ini, menyampaikan, pandemi Covid-19 memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat Kabupaten Pekalongan. Apalagi, lanjut dia, Kabupaten Pekalongan merupakan sentra UMKM.
"Ada 43 ribu lebih UMKM, dan sebagian besar terdampak terutama di sektor industri konveksi, baik rumahan maupun skala besar," ujar Bupati.
Menurutnya, pasar-pasar besar yang selama ini menampung produk konveksi dari Kabupaten Pekalongan, seperti di Jakarta dan Surabaya, banyak yang tidak buka. Sehingga, produk yang dihasilkan pelaku UMKM tidak bisa dipasarkan.
"Aset miliaran, namun barang numpuk. Produk tidak bisa dilempar ke pasar. Dampak ikutannya tentu pada pekerja di sektor ini," kata dia.
Dikatakan, Pemkab Pekalongan sampai hari ini terus melakukan upaya-upaya preventif dan kuratif. "Konsen dari kita penuh menjalankan program-program dampak sosial, dan paska Covid selesai untuk penanganan pemulihannya," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, pandemi Covid-19 kian meruntuhkan perekonomian masyarakat. Salah satunya akibat banyaknya pekerja yang dirumahkan dan di-PHK.
Kepala DPM PTSP dan Naker Kabupaten Pekalongan Edy Herijanto, dikonfirmasi Rabu (29/4/2020), mengatakan, imbas dari wabah virus corona di Kabupaten Pekalongan berdampak di 13 perusahaan besar di Kota Santri. Sembilan perusahaan telah mengeluarkan kebijakan merumahkan karyawannya, dan empat perusahaan lainnya telah mem-PHK karyawannya.
"Pekerja yang dirumahkan ada 2.844 orang, dan yang di-PHK ada 2.519 orang," terang dia.
Disinggung apakah mereka yang dirumahkan atau di-PHK akan mendapatkan program kartu prakerja, Edy Herijanto mengatakan, program kartu prakerja bukan diusulkan oleh pemerintah daerah melalui DPM PTSP dan Naker. Namun, kata dia, karyawan yang bersangkutan harus proaktif untuk mendaftarkan diri di laman www.prakerja.go.id.
"Prakerja bukan diusulkan, namun orangnya sendiri yang harus mendaftar ke prakerja.go.id. Yang menyeleksi dari kementerian, dan ada seleksinya. Awalnya banyak yang antusias, tapi banyak juga yang akhirnya kendor untuk ikut program ini dengan berbagai alasannya," kata dia.
Menurutnya, untuk perusahaan yang terdampak Covid-19 sebagian besar bergerak di sektor garmen, batik, dan kain.
"Perusahaan yang terdampak Covid-19 karena tidak bisa mendapatkan bahan baku seperti kain mori, spareparts produk mesin dari Cina, obat batik dari Cina, teknisi ahli dari Cina, dan tidak bisa melempar barang, sehingga produksi menumpuk. Ada yang disimpan di perusahaan dan ada yang di pelabuhan. Paling terdampak garmen, batik, dan kain," terang dia. (had)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: