SSR TBC Mentari Sehat Motivasi ke Pasien TBC di RSUD Kraton

SSR TBC Mentari Sehat Motivasi ke Pasien TBC di RSUD Kraton

--

RADARPEKALONGAN.CO.ID - SUB Sub Recipient (SSR) TBC Komunitas Global Fund - Aids Tuberculosis Malaria (GF ATM) Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Pekalongan memberikan motivasi, edukasi, dan dukungan kepada semua pasien TBC.

Acara berlangsung saat Mentari Sehat Indonesia menggelar pertemuan dukungan bagi pasien Tuberkulosis Resisten Obat (TBC RO) di RSUD Kraton.

Melalui kegiatan tersebut, nantinya pasien yang sedang menjalani pengobatan TBC RO maupun yang sudah sembuh akan selalu semangat dan termotivasi agar selalu menjaga kesehatan.

Ketua Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Pekalongan, M Nasyith Falqi menyampaikan materi mengenai TBC. Kemudian menginformasikan perkembangan terbaru terkait program eliminasi TBC dan TBC RO di Indonesia.

‘’Kami ingin pasien tetap semangat dalam menjalani pengobatan dan tidak menyerah. Saat ini, pemerintah bersama berbagai lembaga terus berupaya mengeliminasi TBC, termasuk TBC RO, agar Indonesia bebas dari penyakit ini di masa depan,’’ terangnya.

Adapun dokter Penanggung Jawab Pelayanan Poli TBC RO, dr Loly menjelaskan tentang proses pengobatan TBC yang sedang berjalan, termasuk efek samping obat yang bisa dialami pasien. Ditegaskan, setiap individu memiliki respons yang berbeda terhadap obat, terutama bagi pasien dengan riwayat penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus (DM). Dalam hal ini, efek samping obat pada setiap pasien bisa berbeda-beda.

‘’Ada yang mengalami mual, muntah, kaki kebas, perubahan warna kulit, bahkan sesak napas. Namun, semua itu bisa diatasi dengan pendampingan yang tepat. Namun yang terpenting, jangan sampai putus obat,’’ jelas dia.

Perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Heri mengingatkan pasien dan keluarga untuk selalu mendukung proses pengobatan. Hal ini harus dilakukan pasien TBC RO dalam rangka tidak terjadi penularan lebih luas. Kemudian juga ditegaskan semua pasien supaya patuh dalam menjalani pengobatan hingga tuntas. Jangan sampai putus obat, tegas dia, karena bisa meningkatkan risiko penularan kepada orang lain, termasuk keluarga sendiri.

‘’Selain itu, penggunaan masker juga penting untuk mencegah penyebaran,’’ paparnya.

Acara ini ditutup dengan penyerahan sertifikat bagi pasien yang telah menyelesaikan pengobatan dan dinyatakan sembuh dari TBC RO oleh dr Rosita. Usai menyerahkan sertifikat, disampaikan informasi mengenai penyakit menular lainnya, termasuk HIV, yang masih menjadi perhatian di bidang kesehatan. Selain itu juga sangat mengapresiasi pasien yang telah berhasil menyelesaikan pengobatan.

Menurut dr Rosita, hal ini menjadi bukti kalau penyakit TBC bisa disembuhkan dan hal ini dapat terealisasikan apabila pasien patuh terhadap pengobatan. Kemudian juga perlu meningkatkan kesadaran terhadap penyakit menular lainnya seperti HIV.

‘’Melalui pertemuan ini, diharapkan pasien semakin termotivasi untuk menyelesaikan pengobatan serta menyebarkan kesadaran akan pentingnya pencegahan dan pengobatan TBC RO di masyarakat,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: