MENGENANG HARI KEMERDEKAAN SEBELUM PANDEMI

Oleh Nur Atikah
MTs Ishthifaiyah Nahdliyah (MTs IN) Kota Pekalongan
Bulan Agustus ini terutama di tanggal 17 Agustus semuanya terasa membosankan, karena di keadaan PPKM seperti ini tidak boleh ada kerumunan, sehingga tidak ada lomba-lomba, jajan gratis dan upacara pun hanya beberapa orang saja yang mengikutinya. Syukurlah upacara masih bisa diselenggarakan walaupun beberapa orang saja yang mengikuti. Makna esensi kemerdekaan, setidaknya kita masih bisa menghormati jasa-jasa pahlawan yang sudah berjuang mati-matian demi negeri kita yang tercinta ini.
Bulan Agustus lah yang paling ramai orang-orang berkumpul untuk melihat upacara dan diteruskan dengan lomba-lomba yang seru seperti balap karung lomba lari dan lain-lain. Dan malamnya akan diteruskan dengan adanya jajan gratis setiap RT. Orang-orang tertarik untuk pergi ke jajan gratis karena selain makanan yang dibagikan secara gratis ada juga permainan-permainan yang seru dan menarik. Akan tetapi, sekarang keadaannya berubah semuanya tidak diselenggarakan, jika tetap selenggarakan kemungkinan besar akan dibubarkan, dan kita hanya bisa mengenang saja dari tahun-tahun sebelumnya. Karena Pandemi belum juga usai, maka dari itu kita harus menghentikan penyebaran virus Corona ini dengan menaati protokol kesehatan dan jangan sampai kita melanggarnya.
Saya masih ingat lomba di tahun-tahun sebelumnya, terasa begitu sangat menyenangkan. Siapa pun yang memenangkan lomba akan mendapat hadiah yang sangat menarik dan hadiah tersebut diserahkan pada malam jajan gratisnya. Sayangnya, tahun ini tidak berjalan dengan semestinya. Keadaan seketika berubah semenjak ada Pandemi, yang dulu ramai sekarang menjadi sepi dan sunyi. Masih terbayang hingga saat ini. Setiap tanggal 17 Agustus ada perlombaan yang sangat menyenangkan terutama lomba "Pentung plastik" yang didalam plastik itu berisi air yang diberi warna yang beragam. Perlombaan itu sangat menegangkan, karena kadang ada orang yang sampai memukul temannya sendiri sebab mata mereka juga ditutup dengan kain sehingga tidak bisa melihat apa yang dipukul. Dan biasanya penonton yang mendukung peserta dari lomba itu akan berteriak untuk memberi arahan agar bisa memukul tepat sasaran.
Ada juga lomba lari, biasanya peserta lomba lari sangatlah banyak karena dijadikan satu antara remaja dan orang dewasa. Ketika peluit sudah dibunyikan semua akan berlari sekuat tenaga untuk mencabut bendera yang ditancapkan di tanah kemudian berlari lagi untuk sampai ke garis finish. Saat ini, lomba kemerdekaan di isi adanya lomba secara online/ virtual. Seperti turnamen di game online, tetapi itu tidak seseru lomba yang diadakan secara langsung. Dan setiap tahun sekolah juga ikut merayakan hari kemerdekaan dengan mengadakan lomba. Di tahun ini masih diadakan, tetapi secara online. Seperti contohnya lomba pidato akan tetapi tidak langsung dihadapan para juri melainkan pidato itu di vidio kemudian di kirim lewat sosial media. Semuanya dilakukan secara online dan itu sangat merepotkan, karena banyak kendala.
Saya hanya berharap agar semua kembali seperti dulu lagi, akan tetapi Pandemi saat ini sudah sangat parah sehingga PPKM diperpanjang secara terus menerus. Walaupun begitu kita harus tetap merayakan Agustus ini dengan gembira walau sekedar dengan cara yang virtual, dan kita harus tetap semangat untuk meneruskan perjuangan pahlawan-pahlawan kita untuk memajukan bangsa ini. Terimakasih para pahlawan yang telah berjuang sampai titik darah penghabisan demi memerdekakan negeri ini. Tanggal 17 Agustus akan terus kami ingat selama-lamanya. Dimana hari negara Indonesia ini merdeka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: