71 Seni Karya Batik Tampil Eksotis di Kajen Batik Carnival 2019

71 Seni Karya Batik Tampil Eksotis di Kajen Batik Carnival 2019

LENGGANG KUDA BERKEPANG - Peserta dari SMPN 1 Karanganyar menampilkan karya batik dengan tema lenggang kuda berkepang.

KAJEN - Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu sentra batik terbesar di dunia. Karya-karya perajin batik Pekalongan kian mendunia. Sebagai legenda batik Nusantara, Pemkab Pekalongan terus mendorong para generasi mudanya untuk berkreativitas mengembangkan produk batik. Salah satu upayanya, Pemkab Pekalongan setiap tahun menggelar ajang Kajen Batik Carnival.

Pada tahun 2019 ini, Kajen Batik Carnival 2019 dipadukan dalam rangkaian Pekan Raya Kajen (PRK) 2019. Kajen Batik Carnival diselenggarakan di Jalan Mandurorejo, depan Taman Boulevard, Kota Kajen, Minggu (15/9) siang. Ajang ini dibuka secara resmi oleh Bupati Pekalongan Asip Kholbihi. Pembukaan Kajen Batik Carnival 2019 di antaranya dihadiri oleh Sekda Mukarromah Syakoer dan jajaran OPD, Ketua DPRD sementara Hindun dan jajarannya, unsur Forkompinda, dan disaksikan ribuan masyarakat Kabupaten Pekalongan dan sekitarnya.

Sebanyak 71 seni karya batik ditampilkan di ajang ini. Para peserta merupakan para pelaku UMKM yang bergerak di sektor batik dan para pelajar dari Kabupaten Pekalongan dan luar kabupaten. Tampilan para peserta pun mampu memukau masyarakat dan pejabat yang hadir. Berbagai kreativitas karya batik disuguhkan. Sebagian besar dari peserta ini menampilkan tema flora dan fauna, serta kesatuan dan persatuan Nusantara. Berbagai corak dan motif batik yang menawan pun ditampilkan dalam ajang tahunan ini.

Untuk kategori peserta tingkat SNP, misalnya, peserta dari SMPN 1 Bojong tampak menampilkan karya batik mereka dengan tema primata Jawa, dari SMPN 1 Wonopringgo dengan tema putri rimba, dan peserta dari SMPN 1 Kedungwuni dengan mengusung tema keindahan bunga sepatu, serta dari SMPN 1 Karanganyar dengan tema lenggang kuda berkepang yang memadukan batik dengan jins, dua produk andalan di Kota Santri.

Peserta dari kategori SMA juga tampil tak kalah memukau. Peserta dari SMAN 1 Bojong di antaranya, menampilkan tema flora dan fauna. Pelajar asal Papua yang tengah menimba ilmu di sekolahan ini juga tampak ikut meramaikan Kajen Batik Carnival 2019. Sementara, SMK Al Fusha Kedungwuni tampil menarik dengan batik bertemakan Nusantara.

Bupati Pekalongan Asip Kholbihi ditemui usai kegiatan, mengatakan, berbagai macam karya seni batik yang tampil di Kajen Batik Carnival 2019 merupakan karya tangan-tangan terampil dari perajin batik di Kabupaten Pekalongan. Bupati menyatakan, karya mereka ini begitu menawan, indah, eksotik, dan karya warna.

"Ini lah kekuatan Kabupaten Pekalongan di produksi batik di tangan para generasi muda kita yang secara kultur dan genetik mewarisi seni batik yang adiluhung. Ada 71 seni karya batik dari beberapa segmen. Semuanya indah, kreatif, dan inspiratif, sehingga memberikan rasa optimisme bagi pemerintah kabupaten untuk terus menerus mengembangkan sektor UMKM terutama di bidang seni kerajinan batik," ujar Bupati.

Menurutnya, sektor batik di Kabupaten Pekalongan menyumbang cukup signifikan di dalam pengembangan pertumbuhan ekonomi daerah. Saat ini, lanjut Asip, tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pekalongan lumayan bagus, di atas provinsi dan nasional. Hal ini memberi harapan agar kesejahteraan masyarakat bisa segera dihadirkan. "Ini memerlukan kerja sama semua pihak, dan kolaborasi seluruh elemen serta dukungan dari warga Kabupaten Pekalongan. Pekan Raya Kajen ini pun masyarakat sangat antusias untuk meramaikan, sekaligus berbelanja berbagai kebutuhan sehari-hari, dan tentu yang paling untung besar adalah para pedagang kuliner kita," ujarnya.

Disebutkan, di PRK 2019 ada 450 lebih pedagang kuliner yang menjajakan dagangannya. Di sektor ini saja, kata dia, transaksinya miliaran, karena satu pedagang itu bisa minimal melakukan transaksi Rp 1 juta. "Jika Rp 1 juta kali 500 saja bisa Rp 500 juta dalam semalam. Padahal ini tujuh malam berturut-turut. Ini lah ekonomi riil yang bisa kita gerakan dari berbagai even yang digerakan oleh Pemkab Pekalongan," tandas dia.

Dikatakan, semua rangkaian kegiatan, baik PRK, carnival batik, dan pameran-pameran rutin diselenggarakan tiap tahunnya. Pemerintah daerah, kata dia, akan melakukan evaluasi sehingga bisa menjadi daya dukung perkembangan ekonomi. "Sektor ekonomi kreatif sedang kita dukung dengan penuh, agar salah satu produk andalan di Kabupaten Pekalongan, yakni batik bisa lebih meningkat lagi. Bisa lahir lagi generasi-generasi muda kita yang piawai dalam mengelola batik, sehingga mempunyai nilai-nilai ekonomi yang tinggi," katanya.

Menurutnya, Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu sentra batik terbesar di dunia, karena sejak dulu Kabupaten Pekalongan sudah menjadi basis pengembangan batik, terutama batik bercorak pesisiran. "Sebagai generasi penerus, tentunya kita punya kewajiban untuk mempertahankan sekaligus terus menerus melakukan edukasi, melakukan inovasi, agar kekayaan budaya adiluhung kita ini bisa kita warisi dengan tetap memperhatikan beberapa corak atau unsur kultur budaya yang ini tidak bisa lepas dari budaya Kabupaten Pekalongan," ujarnya.

Disebutkan, motif batik Pekalongan biasanya bercorak flora dan fauna, dan kaya warna. Selain itu, di Kabupaten Pekalongan juga dikenal batik yang bersifat hokokai dan batik lainnya, sehingga dikembangkan terus menerus, dikreasi dengan lebih bagus lagi. Menurutnya, karya-karya batik Pekalongan sudah mendunia, seperti di Amerika, Rusia, dan Spanyol. Bupati pun terus mengenalkan batik Pekalongan ke seluruh penjuru dunia.

"Batik Pekalongan sekarang juga sudah mengisi salah satu pusat industri kreatif Indonesia yang ada di Barcelona. Ajang Kajen Batik Carnival ini menginisiasi generasi muda sekarang agar terus berkarya, karena karya besar para pembatik Pekalongan adalah kebanggan kita semua. Ini bentuk pengembangan kreativitas batik Kabupaten Pekalongan yang memang kita adalah legenda batik Nusantara. Legenda batik Nusantara itu ada di Kabupaten Pekalongan," tandasnya. (ADV/ap5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: