Dari Bunga Tersembunyi hingga Denda Berat, Inilah 7 Alasan Cicilan Bank Mandiri Bisa Jadi Bumerang

RADARPEKALONGAN.CO.ID - Cicilan dari bank, termasuk Cicilan Bank Mandiri, sering kali menjadi solusi cepat untuk memenuhi berbagai kebutuhan finansial, seperti membeli rumah, mobil, atau memenuhi kebutuhan konsumtif lainnya.

Namun, di balik kemudahan dan fasilitas yang ditawarkan, kamu perlu tahu bahwa cicilan bank juga punya sisi buruk jika tidak dikelola dengan bijak.

Bank Mandiri sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, memang menawarkan berbagai jenis pinjaman—mulai dari Kredit Serbaguna Mandiri (KSM), Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), hingga pinjaman digital lewat aplikasi Livin’ by Mandiri.

Tapi sebelum kamu tergiur oleh cicilan ringan dan tenor panjang, yuk simak dulu sisi buruk cicilan Bank Mandiri yang wajib kamu pahami.

BACA JUGA:Kalian Tahu Bagaimana Cara Pengajuan Pinjaman Bank Mandiri? Simak Penjelasannya!

BACA JUGA:Cara Mengajukan Pinjaman ke Bank Mandiri dengan Mudah, Simak Penjelasannya!

1. Bunga dan Biaya Tambahan yang Tersembunyi

Banyak orang hanya fokus pada nominal cicilan per bulan tanpa menghitung total bunga dan biaya tambahan lainnya. Padahal, dalam produk pinjaman Bank Mandiri seperti KPR dan KSM, bunga bisa bersifat tetap atau mengambang.

- Bunga tetap memberikan kepastian, tapi setelah masa fixed rate habis, suku bunga bisa melonjak.

- Beberapa pinjaman juga mengenakan biaya administrasi, provisi, dan asuransi kredit yang bisa menambah total pengeluaran.

Jika kamu tidak memahami struktur bunga ini dengan baik, kamu bisa saja membayar lebih banyak dari yang kamu kira.

2. Risiko Gagal Bayar dan Denda yang Berat

Salah satu sisi buruk dari cicilan di Bank Mandiri adalah risiko gagal bayar. Jika kamu mengalami penurunan penghasilan atau masalah keuangan mendadak, cicilan bisa menjadi beban berat.

Konsekuensinya:

- Denda keterlambatan yang akan terus bertambah.

- Skor kredit di SLIK OJK (dulu BI Checking) akan turun.

Sumber: