Aaf Sebut Masih Ada Wilayah Terdampak Banjir yang Terisolir dan Belum Dapat Bantuan
*Pemkot Koordinasikan untuk Pemerataan Bantuan
KOTA - Wakil Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid atau yang biasa disapa Aaf menyebutkan, sampai Selasa (25/2/2020) pagi masih ada warga di sejumlah wilayah terdampak banjir di Kota Pekalongan yang belum mendapatkan bantuan karena daerah tersebut terisolir.
"Ada beberapa daerah terutama di beberapa kampung yang terisolir karena akses masuk ke sana susah, motor ke sana mogok, mobil juga tidak bisa masuk. Jadi mereka terisolasi. Ini masih terus kita pantau lewat kecamatan dan kelurahan lewat untuk menginformasikan mana-mana warga terdampak banjir yang belum dapat bantuan. Tentunya nanti kita usahakan biar semuanya ada pemerataan dapat bantuan, tidak hanya di satu titik, harus merata," kata Aaf, saat meninjau pengungsi banjir di posko pengungsian Masjid Al Karomah, Tirto, Pekalongan Barat, Selasa (25/2/2020) siang.
Menurutnya, wilayah terparah yang terdampak banjir kali ini memang berada di wilayah Kecamatan Pekalongan Barat dan Pekalongan Utara. Untuk wilayah terdampak banjir di Pekalongan Barat bisa terakses semua. Namun untuk yang di Pekalongan Utara, ada yang belum terakses bantuan.
Di Di utra masih banyak. Barusan tadi saya juga ke sana. Tadi jug ada bantuan dari bank bumn saya arahkan ke utara.
Di utara aksesnya di sana untuk motor mogok, mobil juga tidak bisa masuk. Kalau di Pekalongan Barat ini letak posko pengungsi semuanya bisa diakses dengan mobil, sehingga bantuan itu larinya ke barat. Makanya beberapa yang sudah koordinasi dengan saya, saya arahkan juga untuk ke utara karena mereka praktis ada yang belum sama sekali mendapat bantuan," ungkapnya lagi.
Disampaikan Aaf, sampai Selasa pagi jumlah pengungsi masih terus berubah. Data BPBD hingga Selasa pukul 01.00 pengungsi mencapai 1.776 jiwa. Mereka tersebar di 20 titik pengungsian. Terbanyak berada di Masjid Al Karomah, mencapai 435 jiwa.
Adapun untuk bantuan logistik bagi para pengungsi di Masjid Al Karomah menurutnya sudah terpenuhi semua. Makanya, sekali lagi dia berharap pemberian bantuan bisa merata ke lokasi lain.
Mengenai barang-barang yang dibutuhkan para pengungsi, kata dia, untuk bahan pangan seperti beras, telur, mi instan sudah tercukupi. Sementara, para pengungsi juga butuh matras atau karpet untuk alas tidur, serta selimut untuk balita maupun lansia.
"Karena kondisi cuaca yang masih hujan tentunya dingin, ini kasihan untuk lansia dan balita. Jga butuh diapers untuk anak-anak dan orangtua. Butuh obat-obatan semacam minyak angin, minyak telon untuk anak-anak, obat diare, obat gatal, dan sebagainya," terangnya.
Aaf menambahkan, dengan jumlah pengungsi yang masih 1.700 lebih kemungkinan bisa bertambah kalau hujan deras turun lagi. "Walaupun tadi pagi tidak hujan namun debit air juga tidak berkurang. Ini tentunya pompa juga sudah kita operasionalkan, tetapi di Bremi dan di Krapyak itu debit air sungai meluap, jadinya penyedotan lewat pompa pun kurang berjalan maksimal. Kita ada pompa darurat itu sepuluh pompa dan tiga pompa mobile untuk yang di kampung-kampung terdampak banjir. Mudah-mudahan itu bisa mengurangi volume air banjir," tambahnya. (way)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: