Ada 3.039 Balita di Kota Santri Mengalami Stunting

Ada 3.039 Balita di Kota Santri Mengalami Stunting

Data hingga 2019

Kekurangan gizi pada balita masih menjadi masalah utama di Kabupaten Pekalongan. Untuk mendukung upaya kegiatan yang kompehensif guna menurunkan kasus balita stunting, perlu dilakukan pertemuan dengan masyarakat stop generasi stunting.

"Salah satunya dengan rembuk stunting tadi, dikeroyok bareng. Divalidasi dulu dan mencari tahu penyebabnya itu apa. Apakah memang karena kekurangan gizi atau ada faktor penyebab yang lain," ujar Wakil Bupati Pekalongan, Arini Harimurti saat memberi sambutan pada acara Pencanangan Rembuk Stunting yang diadakan Dinas Kesehatan setempat di Desa Sabarwangi, Kecamatan Kajen, Selasa (3/9/2019).

Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir. Akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

Pencegahan stunting dititikberatkan pada upaya 1000 hari pertama kehidupan selama masa kehamilan sampai anak usia 2 tahun. Penyebab stunting juga dipengaruhi oleh multi faktor yang tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi saja selama masa kehamilan.

"Melalui rembuk stunting ini, dicari penyebabnya dan mencari solusinya. Masing-masing OPD nanti akan memberikan kegiatan menyusun aksi dalam rangka menannggulangi masalah stunting ini termasuk dari pihak swasta dan masyarakat. Saya harus melakukan apa untuk percetapan agar stunting ini bisa teratasi," terang Arini.

Harapannya, lanjut Wakil Bupati, dengan adanya intervensi antar semua unsur ini bisa benar-benar menekan angka penurunan stunting. Selama 3 tahun kedepan ini akan dilakukan upaya agar masyarakat Kabupaten Pekalongan bebas dari stunting.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Setiawan Dwi Antoro menambahkan bahwa apa yang disampaikan oleh Wakil Bupati Pekalongan harus disikapi dengan bijak. Semua harus bersama-sama dalam rangka penurunan angka stunting di Kabupaten Pekalongan.

"Dari seluruh data yang ada harus dilakukan intervensi bersama antar OPD," kata Wawan.

Dalam bidang kesehatan juga sudah dilakukan seperti pemeriksaan dan pengukuran dan intervensi untuk perbaikan gizi demi tumbuh kembang anak tersebut.

"Kalau ada penyakit kita obati, kita undang juga dokter spesialis anak untuk melakukan validasi dari pengukuran yang sudah dilakukan oleh ibu-ibu kader," tuturnya.

Pemilihan Desa Sabarwangi sendiri dilakukan karena ada 30 kasus dari 115 bayi dan balita yang dilakukan pengukuran. Sehingga dijadikan tempat untuk pencanangan rembuk stunting tingkat Kabupaten Pekalongan.

"Untuk menekan jumlah stunting, kita targetkan 3 tahun kedepan akan berkurang," ujar Wawan.

Data keseluruhan ada 3.039 balita mengalami stunting se Kabupaten Pekalongan sampai tahun 2019. Adapun lokus stunting di tahun 2019 ada di 4 Kecamatan yang terdiri dari 10 desa yaitu Petungkriyono (Curugmuncar, Simego, Gumelem, Kayupuring, Tlogopakis, Songgodadi dan Kasimpar), Paninggaran (Lambangelun), Kesesi (Pantirejo), Bojong (Sumurjomblangbogo).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: