BATANG, RADARPEKALONGAN.CO.ID – Pemerintah Kabupaten Batang meluncurkan program terobosan "Bumdes Asuh" sebagai strategi ganda: memberdayakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mempercepat penurunan angka stunting sekaligus menguatkan kemandirian ekonomi desa.
Bupati Batang, M. Faiz Kurniawan, menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan desa pada dana transfer pemerintah pusat. Dalam sambutan peluncuran di Desa Simpar, Kecamatan Bandar, Jumat 18 Juli 2025. Ia menyatakan kriteria desa mandiri adalah yang mampu menghasilkan minimal 40% Pendapatan Asli Desa (PADes) dari total dana desa yang diterima.
"Misal dana desa Rp1 miliar, PADes minimal Rp400 juta. Desa Semampir baru capai Rp60 juta, berarti masih perlu kejar sekitar 33%," jelas Faiz di hadapan para kepala desa dan pengelola BUMDes.
Faiz juga mengingatkan tren pengetatan fiskal nasional yang berpotensi memengaruhi alokasi dana transfer ke daerah dan desa. Oleh karena itu, penguatan BUMDes dan Koperasi Merah Putih sebagai sumber pendapatan alternatif dinilai krusial.
BACA JUGA:Dapat Becak Listrik dari Presiden Prabowo, Pemkab Batang Siapkan Kawasan Wisata Zero Emisi
BACA JUGA:Dua Korban Penyekapan Boyolali Kembali ke Batang, Dapat Jaminan Pendidikan dan Trauma Healing
"BUMDes harus jadi mesin pencetak uang desa, misal lewat sektor ketahanan pangan seperti peternakan ayam petelur atau sapi perah," ujarnya.
Ia menyoroti peluang besar di sektor susu. Kebutuhan harian industri Nestlé di Batang mencapai 120.000 liter, namun pasokan lokal baru memenuhi 600 liter. "Desa Semampir Kecamatan Reban bisa jadi pelopor. Dengan pelatihan dari Bank Jateng dan mitra industri, BUMDes lain bisa mulai beternak sapi perah," kata Faiz optimis.
Faiz menegaskan kemandirian desa adalah pondasi kemandirian kabupaten. Ia menganalogikan, daerah tanpa pemasukan mandiri bagai orang yang hanya bisa "jalan-jalan ke mal tanpa bisa belanja".
Desa Simpar Jadi Percontohan
Lokasi peluncuran, Desa Simpar, disebut sebagai contoh nyata penguatan sektor pangan. Kepala Desa Simpar, Turadi, menyatakan anggaran Rp200 juta telah disiapkan untuk pengembangan pangan desa, dengan rencana peningkatan menjadi Rp500 juta pada 2026-2027.
"Target kami, 50% warga berdaya lewat budidaya ayam petelur omega 3. Saat ini produksi telur omega dan gula rendah kalori sudah dipasarkan lewat UMKM," ujar Turadi. Desa ini juga berkomitmen mendukung penurunan stunting dengan menyediakan makanan bergizi melalui Koperasi Merah Putih.
Fokus Ganda: Ekonomi dan Kesehatan
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) Batang, Rusmanto, menjelaskan "Bumdes Asuh" merupakan akronim dari "Aktif Selamatkan Usia Harapan". Program ini menargetkan intervensi balita pada 1.000 hari pertama kehidupan untuk cegah stunting.
"BUMDes tak hanya kejar profit, tapi juga jadi motor penggerak sosial. Intervensi bisa berupa pembagian telur omega 3, susu, daging, atau perbaikan sanitasi lewat kerja sama dengan PAM desa," papar Rusmanto.
Sebagai tindakan nyata perdana, BUMDes Arta Berkah menyerahkan bantuan telur omega 3 kepada keluarga dengan anak berisiko stunting.
Program "Bumdes Asuh" menandai langkah strategis Kabupaten Batang membangun masa depan yang lebih sehat dan berdaya, dimulai dari desa, melalui sinergi pemda, BUMDes, koperasi, dan masyarakat.