KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID — Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) RI, Nusron Wahid, melepas mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Ekoteologi dan Pertanahan Universitas Islam Negeri (UIN) KH Abdurrahman Wahid (UIN Gus Dur) Pekalongan di Aula Student Center UIN Gus Dur Pekalongan, Senin, 13 Oktober 2025.
Program KKN ini merupakan kerja sama antara Kementerian ATR/BPN dan UIN Gus Dur Pekalongan dengan fokus kegiatan pada pendataan dan sertifikasi tanah wakaf di wilayah Kabupaten dan Kota Pekalongan.
Total sasaran kegiatan ini mencapai 2.093 bidang tanah, terdiri atas 1.944 bidang di Kabupaten Pekalongan dan 149 bidang di Kota Pekalongan.
Rektor UIN Gus Dur Pekalongan, Prof Zaenal Mustakim, menyampaikan, pelaksanaan KKN tematik ini menjadi bentuk nyata kontribusi kampus terhadap kebutuhan masyarakat dan pemerintah, khususnya dalam bidang pertanahan dan ekoteologi.
BACA JUGA:DPRD Kabupaten Pekalongan dan UIN Gus Dur Jalin Sinergitas untuk Pengembangan Kabupaten Pekalongan
BACA JUGA:Job Fair 2025, UIN Gus Dur Pekalongan Dorong Alumni Lebih Siap Hadapi Dunia Kerja
“Kami bersyukur UIN Gus Dur dipercaya menjadi mitra Kementerian ATR/BPN dalam kegiatan KKN tematik ini. Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga berinteraksi langsung dengan masyarakat dan memberikan manfaat nyata,” ujar Prof Zaenal Mustakim.
Menurutnya, program ini sejalan dengan visi UIN Gus Dur untuk membentuk lulusan yang berdaya saing sekaligus peduli terhadap lingkungan dan kemaslahatan umat.
“Insya Allah kami akan terus melanjutkan program KKN berbasis ekoteologi dan pemberdayaan masyarakat. Tahun depan, UIN Gus Dur menargetkan menjadi Kampus Zero Waste 2026, di mana seluruh sampah kampus dapat dikelola secara mandiri dan berkelanjutan,” jelasnya.
"Ini KKN ekoteologi, di kami bukan hanya pertanahan sebenarnya. KKN kita itu harus berdampak sesuai arahan Kementerian Agama supaya kegiatan itu berdampak. Kebetulan pengabdian masyarakat melaksanakan KKN yang berdampak yaitu berbasis ekoteologi," ujar dia.
"Kita tadi sudah sampaikan ada ekoteologi mangrove, ekoteologi tentang sampah, ekoteologi tentang koperasi merah putih, ekoteologi tentang stunting dan ini kita gabung dengan ekoteologi pertanahan," lanjutnya.
Pihaknya menargetkan bisa menyelesaikan 2.093 sertifikat tanah wakaf.
"Ini akan diselesaikan 500 mahasiswa di Kota dan Kabupaten Pekalongan. Di kabupaten ada 1.944, sisanya di Kota Pekalongan," ujarnya.
Menurutnya, masalah tanah wakaf ini kalau tidak diselesaikan bisa menghadapi masalah besar, seperti banyak yang diserobot orang atau diakui orang.
"Kita kerja sama dengan BPN dan KUA. Dan ini pilot projek pertama kali di Indonesia," imbuhnya.