Pembatasan Truk Sumbu Tiga Masih Dilanggar, Nyawa Pelajar SMA di Pantura Pekalongan Jadi Korban

Kamis 04-12-2025,09:25 WIB
Reporter : Dony Widyo
Editor : Dony Widyo

PEKALONGAN - Kecelakaan maut kembali terjadi di Jalur Pantura Kota Pekalongan. Seorang pelajar SMA tewas setelah sepeda motornya tertabrak dan terlindas truk tronton.

Insiden terjadi di Jalan Dr. Setiabudi, depan SPBU Baros, Pekalongan Timur, Rabu 3 November 2035. Korban diketahui berinisial VF, siswa SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan Pekalongan. Kejadian ini viral di media sosial dan memicu keprihatinan serta kemarahan warganet.

“Kejadian lagi? Ini sudah sering. Mau berapa korban lagi?” ujar Udin, warga Sapuro, Pekalongan, yang menyatakan kerap khawatir melintas di Pantura. Ia menuntut truk gandeng (sumbu tiga) dilarang melintas di kawasan kota, terutama pada jam sibuk.

Rochma, warga Kabupaten Pekalongan yang rutin menggunakan rute itu, mengeluhkan kondisi jalan. “Jalan di Pantura sudah parah, bergelombang. Ketemu truk besar saat ramai, rasanya ngeri,” katanya.

BACA JUGA:Kesal hingga Trauma Makin Banyak Kasus Kecelakaan di Pantura, Warga Batang Minta Pembatasan Truk Sumbu Tiga

BACA JUGA:Amandaru Hotel Resmi Dibuka, Ikon Penginapan Baru Bernuansa Budaya di Depan Stasiun Pekalongan

Padahal, kebijakan larangan truk bersumbu tiga masuk kawasan perkotaan sepanjang Batang, Pekalongan, hingga Pemalang telah tertuang dalam Surat Dirjen Perhubungan Darat Nomor AJ.903/1/5/DRJD/2025.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Pekalongan, Restu Hidayat, menyatakan pengawasan telah dilakukan setiap hari di titik rawan. “Rambu larangan terpasang. Truk sumbu tiga ke atas wajib masuk tol,” tegasnya.

Restu menyebut pemerintah pusat telah memberi diskon tarif tol 20% untuk angkutan barang besar. “Lewat tol lebih hemat, cepat, dan risiko kecelakaan kecil,” imbaunya.

Namun, ia mengakui kendala di lapangan. “Masih ada pengemudi yang ogah masuk tol dengan alasan biaya, padahal hitung keseluruhan justru lebih mahal.”

Anggota DPR RI Fraksi PKS Dapil Jawa Tengah X (Pemalang, Batang, Pekalongan), Rizal Bawazier, menyesalkan insiden ini. “Mau sampai berapa nyawa lagi baru dilaksanakan?” tanyanya. 

Rizal Bawazier mendorong penegakan kebijakan secara konsisten dan terintegrasi di semua daerah penyangga. “Kalau hanya parsial, tidak akan efektif,” pungkasnya.

Kecelakaan ini kembali menyoroti tingginya risiko dan kompleksnya penertiban lalu lintas berat di ruas Pantura Jawa Tengah yang padat.

Kategori :