Pekalongan Selatan Masuk Risiko Tinggi Gerakan Tanah
Peta zona kerentanan tanah Pekalongan.-Dok Mercy Corps Indonesia.-
KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID – Potensi ancaman bencana alam di wilayah pegunungan Kabupaten Pekalongan kembali menjadi sorotan.
Badan Geologi memetakan sejumlah titik rawan gerakan tanah, terutama di Kecamatan Petungkriyono, pascabencana pada Januari 2025 yang menelan 26 korban jiwa.
Pertanyaan mengenai kemungkinan terulangnya gerakan tanah di Petungkriyono dan wilayah pegunungan lain sempat mengemuka dalam Workshop Kesiapsiagaan Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim di Hotel Aston Pekalongan, Kamis, 27 November 2025.
Kekhawatiran ini wajar, terlebih peristiwa serupa kembali terjadi di Banjarnegara yang masih satu kawasan dataran tinggi Dieng.
Baca juga:Pemkab Pekalongan Perkuat Mitigasi Bencana Hidrometeorologi
Sekda Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar, ditemui usai Rapat Paripurna di DPRD Kabupaten Pekalongan, Jumat, 28 November 2025, menyampaikan, Badan Geologi telah memberikan sejumlah rekomendasi pasca kajian di lapangan.
Salah satunya adalah perlunya relokasi Desa Kasimpar, karena desa tersebut berada di zona berpotensi gerakan tanah tinggi.
“Kami sebelumnya juga menanyakan hal itu, termasuk setelah laporan bencana Petungkriyono. Banyak rekomendasi yang harus ditindaklanjuti. Badan Geologi telah memetakan potensi ancaman tanah gerak di Kabupaten Pekalongan,” ujarnya.
Menurut Sekda, sejumlah faktor pemicu gerakan tanah harus terus diwaspadai, salah satunya curah hujan ekstrem.
Berdasarkan BMKG, puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada akhir Desember 2025 hingga Februari 2026.
“Bagaimana gaya pendorong dan penahan tanah bekerja, itu harus diperhatikan. Kita perlu mengenali tanda-tandanya. Curah hujan tinggi menjadi salah satu pemicu,” jelasnya.
Pemerintah daerah kini tengah memperkuat kolaborasi mitigasi bencana dengan menggandeng BMKG, Badan Geologi, akademisi, hingga pegiat kebencanaan.
Fokus utama diarahkan pada penyusunan tata ruang yang mengarusutamakan penanganan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim.
Badan Geologi juga memaparkan peta zonasi gerakan tanah di Jawa Tengah, dimana Kabupaten Pekalongan memiliki wilayah berisiko tinggi hingga menengah, terutama di wilayah pegunungannya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

