Festival Batik 3 Kota Berpadu dengan Kopdes Merah Putih, Gerakkan UMKM Nusantara
Kemeriahan- Kemeriahan pameran pekan batik Nusantara 2025 yang berlangsung di kawasan Jetayu Pekalongan.-FOTO-Dwi Fusti Hana Pertiwi
Radarpekalongan.co.id — Pekan Batik Nusantara (PBN) 2025 menjadi penutup rangkaian Festival Batik 3 Kota yang sebelumnya diluncurkan secara nasional di Gedung SMESCO Jakarta pada 2 Oktober 2025 dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional. Peluncuran tersebut dihadiri langsung oleh tiga kepala daerah, yakni Wali Kota Malang, Magelang, dan Pekalongan, serta jajaran Kementerian UMKM, staf ahli menteri, hingga Direktur Utama SMESCO. Kegiatan juga diramaikan dengan Talkshow Indonesia Batik Outlook sebagai forum diskusi pengembangan industri batik nasional.
Festival Batik 3 Kota berlangsung beruntun di tiga daerah, dimulai dari Kota Malang pada 16–19 Oktober 2025, disusul Kota Magelang pada 22–26 Oktober 2025, dan mencapai puncaknya di Kota Pekalongan pada 27 November hingga 1 Desember 2025.
Tak kurang dari 1.500 pembatik dan pelaku UMKM dari berbagai daerah di Indonesia terlibat dalam rangkaian kegiatan ini. Festival menjadi wadah kolaborasi antara pemerintah daerah, pengrajin batik, komunitas budaya, koperasi desa, pelaku ekonomi kreatif, serta sektor swasta dalam memperkuat pelestarian budaya sekaligus mendongkrak ekonomi kerakyatan.
Tahun ini, kemeriahan PBN semakin lengkap dengan kehadiran Festival Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih 2025 yang didukung Kementerian Koperasi RI. Festival koperasi digelar di dua kota, yakni Kota Salatiga pada 29 Oktober–2 November 2025 yang diikuti empat KKMP, serta Kota Pekalongan yang menghadirkan 20 Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) selama pelaksanaan PBN.
Rangkaian acara resmi dibuka oleh Deputi Bidang Pengembangan Talenta dan Daya Saing Koperasi Kementerian Koperasi RI, Destry Anna Sari, mewakili Menteri Koperasi RI. Pembukaan turut dihadiri perwakilan Deputi Usaha Mikro Kementerian UMKM RI, yakni Asisten Deputi Pemasaran dan Digitalisasi Usaha Mikro.
Wali Kota Pekalongan, H. A. Afzan Arslan Djunaid (Aaf), menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah pusat yang memungkinkan PBN tetap terlaksana pasca terhentinya berbagai kegiatan seremonial akibat peristiwa anarkis pada 30 Agustus 2025 lalu.
“Setelah kejadian tersebut, semua kegiatan seremonial kita hentikan fokus pemulihan. Alhamdulillah, melalui komunikasi dengan Kementerian UMKM dan Kementerian Koperasi, Pekan Batik Nusantara tetap mendapat dukungan penuh,” ujar Aaf.
BACA JUGA:Ragam Batik dan Ekonomi Kreatif Berkumpul dalam Gelaran Pekan Batik Nusantara 2025
Aaf juga menambahkan, pada momentum PBN dilakukan peluncuran Koperasi Merah Putih di sejumlah kelurahan di Kota Pekalongan. Beberapa telah siap beroperasi, sementara lainnya masih dalam proses penguatan kelembagaan.
“Kita sudah difasilitasi pemerintah pusat, maka harus all out. Ini langkah penting untuk memperkuat ekonomi rakyat,” tegasnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Pemasaran Deputi Usaha Mikro Kementerian UMKM RI menyampaikan bahwa PBN merupakan bagian dari gerakan “Juragan UMKM” untuk mempercepat digitalisasi dan pemasaran produk UMKM. Fokus utama diarahkan pada penguatan citra batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia, perluasan pasar UMKM batik, serta penguatan inovasi dan keberlanjutan produksi ramah lingkungan.
Kementerian UMKM turut menghadirkan berbagai program pendukung, mulai dari pembiayaan, pendampingan, digitalisasi usaha, hingga promosi global agar UMKM batik semakin berdaya saing di pasar nasional maupun internasional.
Deputi Pengembangan Talenta dan Daya Saing Koperasi, Destry Anna Sari, menegaskan bahwa PBN bukan sekadar pameran atau bazar, namun ajang sinergi lintas sektor yang mempertemukan pelaku usaha, desainer, komunitas budaya, serta masyarakat luas.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

