RADARPEKALONGAN.CO.ID - Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tegal, Teguh Triyono, menyatakan stabilitas harga di Kabupaten Pekalongan masih relatif terjaga meski memasuki penghujung tahun 2025 yang kerap diwarnai lonjakan kebutuhan. Pernyataan itu disampaikan dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Aula Lantai 1 Setda, Rabu 10 Desember 2025.
Teguh mengungkapkan, inflasi acuan Kabupaten Pekalongan, yaitu Inflasi IHK Kota Tegal, masih berada dalam rentang target nasional 2,5 ±1 persen. Kendati demikian, pihaknya mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap potensi kenaikan permintaan jelang Natal dan Tahun Baru.
“Inflasi pada November 2025 terutama dipengaruhi komoditas kesehatan dan pangan. Memasuki akhir tahun, sejumlah komoditas strategis seperti cabai, bawang merah, beras, dan telur ayam ras tetap harus diantisipasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, meski gejolak inflasi secara historis cenderung mereda pada semester II, peningkatan permintaan di akhir tahun dapat memicu kenaikan harga jika pasokan terganggu.
“Mitigasi harus konkret, melalui sidak pasar, operasi pasar, memastikan distribusi lancar, serta mengimbau masyarakat berbelanja bijak,” tegas Teguh.
Dalam pertemuan tersebut, BI Tegal juga menyoroti capaian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pekalongan yang mencapai 6,87 persen (yoy) pada Triwulan II 2025, melampaui pertumbuhan Jawa Tengah dan nasional. Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya investasi industri dan sektor sekunder.
“Kabupaten Pekalongan mencatatkan kinerja ekonomi yang impresif. Namun, pertumbuhan yang kuat harus diimbangi dengan stabilitas harga agar daya beli masyarakat tetap terjaga,” ujar Teguh.
Untuk memperkuat pengendalian inflasi ke depan, BI Tegal menekankan urgensi penyusunan roadmap TPID 2025–2027 yang konkret, terukur, dan berbasis tantangan lokal. Langkah-langkahnya mencakup optimalisasi lahan, perencanaan Gerakan Pengendalian Murah (GPM) yang tepat sasaran, serta penguatan program stabilisasi pasokan.
Teguh juga mendorong Pemerintah Kabupaten Pekalongan untuk mengoptimalkan Ketersediaan Akses dan Distribusi (KAD), termasuk memanfaatkan Kios Pandai sebagai alternatif offtaker dalam mendukung kegiatan GPM.
Di sisi lain, BI mencatat penurunan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada November 2025 didorong oleh sejumlah komoditas strategis, seperti cabai merah dan daging ayam ras, sejalan dengan tren penurunan harga di Kota Tegal.