Disway award
iklan banner Honda atas

SDN Tenggulangharjo Gelar Karya Sekolah Berkeunggulan Adiwiyata, Tampilkan Inovasi Lingkungan dan Kreativitas

SDN Tenggulangharjo Gelar Karya Sekolah Berkeunggulan Adiwiyata, Tampilkan Inovasi Lingkungan dan Kreativitas

TAMPILKAN - SDN Tenggulangharjo Subah Batang saat menampilkan inovasi lingkungan dan kreativitas siswa. -Radar Pekalongan/Novia Rochmawati-

BATANG – SDN Tenggulangharjo Kecamatan Subah Batang menggelar Gelar Karya Sekolah Berkeunggulan Adiwiyata, Kamis 11 Desember 2025.

Kegiatan ini jadi ajang unjuk prestasi dan kreativitas yang menegaskan komitmen sekolah terhadap pendidikan berwawasan lingkungan.

Kepala SDN Tenggulangharjo, Sutriasih, menjelaskan bahwa gelar karya ini merupakan wadah untuk menampilkan hasil program Adiwiyata yang selama ini dijalankan sekolah. Apalagi tahun ini SDN Tenggulangharjo berhasil meraih penghargaan Adiwiyata tingkat provinsi.

“Gelar karya ini kami kemas sebagai bentuk pelaporan dan apresiasi. Ada pameran pemanfaatan barang bekas yang terintegrasi dengan pembelajaran, bazar dari wali murid, hingga karya-karya jadi buatan anak-anak,” ujar Sutriasih.

Beragam inovasi lingkungan dipamerkan, mulai dari aquarium berbahan galon bekas, media tanam ramah lingkungan, hingga praktik pembuatan pupuk kompos, mol, dan sirup jahe. Semua ini merupakan bagian dari pendidikan karakter lingkungan yang menjadi ciri khas sekolah berpredikat Adiwiyata.

Selain menampilkan inovasi, gelar karya juga menghadirkan pertunjukan ekstrakurikuler seperti drumband, tahfiz, pramuka, tari, musik, hingga seni rupa. Salah satu yang menarik perhatian adalah fashion show busana daur ulang yang dibuat dari plastik, koran, bubble wrap, karung goni, hingga kain perca. Anak-anak tampil percaya diri mengenakan karya ramah lingkungan tersebut.

Sutriasih menambahkan bahwa SDN Tenggulangharjo telah lama berkomitmen menjadi sekolah berwawasan lingkungan melalui implementasi empat pilar Adiwiyata. Konsep Adiwiyata, menurutnya, bukan sekadar kebersihan sekolah, tetapi membangun budaya peduli lingkungan secara berkelanjutan.

Pendidikan lingkungan hidup kami integrasikan dalam kurikulum. Anak-anak tidak hanya belajar lewat buku, tetapi melalui praktik langsung,” jelasnya.

Selain integrasi kurikulum, sekolah menyediakan sarana ramah lingkungan dan membiasakan siswa hidup sehat melalui kegiatan rutin kebersihan serta pemilahan sampah. Partisipasi seluruh warga sekolah—guru, siswa, wali murid, hingga masyarakat sekitar—juga menjadi kunci keberhasilan program ini.

Dalam gelar karya tersebut, sekolah juga meresmikan program Green School Challenge, sebuah inisiatif yang memperkuat pembelajaran berbasis lingkungan. Program ini berupaya menjadikan lingkungan sekitar sebagai laboratorium pembelajaran yang nyata. Tidak hanya sebatas gerakan kebersihan atau penghijauan, Green School Challenge menjadi sarana deep learning di mana siswa diajak untuk mengidentifikasi masalah lingkungan, mencari solusi, melakukan aksi nyata, hingga merefleksikan hasil kegiatan mereka.

“Melalui Green School Challenge, kami ingin anak-anak belajar langsung dari lingkungan, bukan sekadar teori. Mereka kami ajak memetakan masalah, bergerak bersama, lalu memahami dampak dari setiap aksi,” tutur Sutriasih.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang, Bambang SS, yang hadir dalam kegiatan tersebut memberikan apresiasi tinggi terhadap SDN Tenggulangharjo. Ia menyebut gelar karya tersebut bukan hanya menunjukkan capaian sekolah, tetapi juga menjadi contoh nyata implementasi pendidikan lingkungan yang konsisten.

“Disdikbud sangat mengapresiasi kegiatan hari ini. SDN Tenggulangharjo sudah menunjukkan bahwa program Adiwiyata dan Green School Challenge bisa berjalan kreatif dan berdampak. Harapannya kegiatan seperti ini tidak berhenti di sini, tetapi menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk bergerak bersama,” ujar Bambang. (Nov) 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: