KOTA - Jumlah kasus Covid-19 di Kota Pekalongan, mengalami tren penurunan sejak awal tahun 2021. Kondisi itu juga membuat Kota Pekalongan bertahan di zona orange dalam status risiko penularan Covid-19. Kota Pekalongan saat ini juga tercatat menempati dua terbawah dari 35 kabupaten kota di Jawa Tengah terkait jumlah kasus Covid-19 bersama Kota Salatiga.
"Alhamdulillah sejak awal tahun untuk kasus Covid-19 di Kota Pekalongan sudah semakin menurun. Dari mulai awal tahun, kita bertahan di zona orange meskipun belum sampai ke zona kuning. Tapi tren jumlah kasus Covid-19 di Kota Pekalongan memang mengalami penurunan," ungkap Kepala Dinas Kesehatan, Slamet Budiyanto.
Saat ini, jumlah kasus aktif Covid-19 adalah 57 orang dengan rincian 18 orang dirawat dan sisanya menjalani isolasi. "Bahkan kasus aktif pernah menyentuh hanya 20 saja sekitar tiga pekan lalu. Tapi dua pekan terakhir memang ada peningkatan, itu dikarenakan ada hasil tes dari salah satu laboratorium yang tesnya sudah lama dilakukan tapi baru dilaporkan hasilnya sekarang. Sehingga tiba-tiba jumlahnya naik," tambahnya.
Tak hanya soal jumlah kasus, dikatakan Budi saat ini tingkat hunian ruang isolasi di RSUD Bendan juga minim. Angkanya berkisar hanya antara 40% hingga 60%. "Ini juga sudah kami rasakan. Tidak ada lagi yang antre untuk masuk ruang isolasi. Sehingga tingkat hunianya pun rendah. Kemudian tingkat kesembuhan kita juga sudah di atas 90%. Dari total 1.814 kasus, 90% diantaranya sembuh," jelasnya.
Mengenai tingkat kematian, dia mengakui memang belum mencapai target. Saat ini tingkat kematian Covid-19 di Kota Pekalongan masih di angka 5% sampai 6%. Sedangkan target ideal yakni 3%. "Tapi dibandingkan dulu, jumlahnya sudah menurun," katanya.
Menurut Budi, ada beberapa faktor yang membuat tren kasus Covid-19 mengalami penurunan. Diantaranya yakni karena penerapan PPKM mikro dan sudah dimulainya vaksinasi. Dia mengatakan, dengan PPKM mikro maka pengawasan, deteksi dini, tracing hingga lokalisir kasus akan lebih ketat.
"Dengan PPKM mikro pencegahan dan pengendalian lebih bagus. Karena bisa dilokalisir di satu kawasan saja baik untuk deteksi dini maupun tracing," tambahnya.
Selain upaya pencegahan yang selalu dilakukan, saat ini dikatakan Budi juga sudah dimulai vaksinasi. Di Kota Pekalongam, lebih dari 6.000 orang telah divaksinasi. Mulai dari tenaga kesehatan, tenaga pelayanan publik, tokoh masyarakat dan tokoh agama, pekerja media hingga pedagang.
Pihaknya juga masih menunggu arahan untuk pelaksanaan vaksin tahap selanjutnya yang akan difokuskan untuk lansia. "Dalam waktu dekat yang menjadi sasaran adalah lansia dari masyarakat umum. Kami masih menunggu arahan dari pemerintah pusat," tandasnya.(nul)