KOTA - Sebagai upaya untuk menanggulangi keterbatasan lahan tempat pemrosesan akhir (TPA) di Degayu, Pemerintah kota Pekalongan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berencana akan mereplikasi dua TPS3R menjadi Omah Olah Pilah Sampah Mandiri dan Berekonomi (OOPS MAMI).
Kepala DLH, Joko Purnomo, menuturkan setelah pilot project oops mami di Bendan, di perubahan anggaran selanjutnya akan dilaksanakan dua replikasi Oops Mami, pengadaan alat untuk budidaya maggot dan dilanjutkan hingga ternak lele dan juga ayam.
Joko Purnomo membeberkan, dalam penentuan lokasi replikasi tersebut, DLH akan melakukan penilaian terlebih dahulu untuk melihat kesiapan dari pengelola masing-masing TPS3R. "Jika kita beri tambahan alat tetapi mereka belum siap, saya rasa sangat disayangkan, jadi kita akan berikan kepada pengelola yang siap dan punya semangat untuk menyelesaikan sampah," katanya baru-baru ini.
Ia melanjutkan, usai terealisasi dua replika Oops Mami, maka program akan dilanjutkan di lokasi lain sehingga nantinya 20 TPS3R yang ada di Kota Pekalongan, seluruhnya akan dijadikan oops mami, "Kita masih ada satu, dari satu ini memang perlu kita replikasi supaya tidak ada lagi sampah yang dibuang ke TPA," imbuhnya.
Sebagai informasi, TP3R kelurahan Klego merupakan salah satu kandidat terpilih yang siap untuk menjalankan program Oops Mami, sebab selama ini proses pengolahan sampah berjalan optimal, meskipun hanya dikelola oleh dua petugas saja.
Sementara itu, pengelola TPS3R Kelurahan Klego, Muhammad Batin saat dikonfirmasi menuturkan bahwa TPS3R Klego menampung sampah dari 3 kelurahan yakni Klego, Sugihwaras dan Poncol.
Tiap harinya, TPS3R memuat sampah minimal 2 muatan sepeda motor roda tiga. Sampah trrsebut dipilah untuk kemudian diproses hingga menjadi pupuk organik.
"Sampah masuk, langsung kita pilah organik dan anorganik seperti atom, botol kaca. Kemudian sampah organik kita simpan di tempat selama 1 bulan, dilanjutkan dengan penggilingan, dan diayak, tiap bulan kita setor 200 kg pupuk ke DLH," bebernya. (way)