BATANG - Disaat pemerintah pusat membuka kran impor bawang putih, ternyata para petani di Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang malah sukses melakukan ekspor sebanyak 25 ton untuk tahap awal ke Taiwan.
"Alhamdulilah, kita pada hari ini melakukan pelepasan ekspor perdana bawang merah ke Taiwan. Dan ini merupakan bukti bahwa kualitas bawang putih dari Batang diakui oleh mancanegara," ujar Bupati Batang, Wihaji usai melepas ekspor bawang putih di Balai Penyuluhan Pertanian Desa Surjo Kecamatan Bawang, Jumat (25/9/2020).
Bupati Wihaji menjelaskan, bawang putih yang diekspor tersebut bukan untuk konsumsi, melainkan untuk herbal. Bawang tersebut akan dijadikan bahan baku jamu herbal, karena kandungan zat tertentu dan khasiatnya yang dianggap cukup tinggi.
"Saya sangat mengapresiasi petani bawang putih Kecamatan Bawang, karena berhasil membudidaya bawang jenis lumbu hijau yang mampu menjadi produk komoditas unggulan. Komuditas ini akan terus kita eksplor sebagai kekuatan petani Kecamatan Bawang," jelas Wihaji.
Lebih lanjut dijelaskan, untuk kebutuhan ekspor bawang putih ke negara Taiwan masih cukup banyak. Namun petani Batang belum mampu memenuhinya. "Kebutuhanya mereka meminta 1.000 ton per tahun, kita hanya mampu 25 ton per tahun. Kalau nanti ada keuntungan dari petani, saya yakin petani Batang di daerah lain akan ikut menenam bawang untuk memenuhi kebutuhan ekspor," beber Wihaji.
Bawang putih varietas lumbu hijau dari Batang sendiri salah satu keunggulannya ada pada tingkat kepedasan dan kandungan minyaknya yang lebih banyak. Sedangkan untuk harganya sendiri, mencapai Rp23 ribu per kilogram.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Batang, Heru Yuwono mengatakan potensi pengembangan bawang putih di Kabupaten Batang mencapai 1.000 hektar. Lahan tersebut tersebar di Kecamatan Bawang, Blado dan Reban.
"Program pengembangan bawang putih merupakan program Kementerian pertanian sejak tahun 2018, yang semula 150 hektar karena ada rekofusing adanya covid-19 menjadi seluas 50 hektat. Untuk produktivitas bawang putih di Kabupaten Batang sudah sesuai target nasional yaitu 6 ton per hektar," jelas Heru Yuwono.
Menurut Heru produktivitas bawang putih di wilayah Bawang saat ini mencapai 14 ton per hektar untuk penanaman diatas 900 mdpl, sedangkan untuk lahan diketinggian 800 mdpl, produktivitas hanya dikisaran 8 ton per hektar.
"Kita akan terus kembangkan Komuditas bawang putih ini, terutama di daerah lain di Batang yang mempunyai karakteristik hampir sama dengan di Bawang ini. Sehingga diharapkan masa kejayaan bawang putih di Batang pada 30 tahun lalu, bisa kembali kita raih," tandas Heru Yuwono. (don)