Rumor Tumbal Bayi untuk Pesugihan Resahkan Warga

Jumat 17-01-2020,17:14 WIB

*Ibu Hamil Diungsikan

KLARIFIKASI: Kapolsek Karanganyar AKP Tauhit dan perangkat desa Banjarejo, Kecamatan Karanganyar, mengklarifikasi penyebab kematian 4 bayi di Desa Banjarejo ke pihak RSUD Kajen, kemarin. Klarifikasi ini untuk meredam isu pesugihan dengan tumbal bayi yang meresahkan warga desa setempat. Hadi W.

KARANGANYAR - Warga Desa Banjarejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, resah dengan adanya rumor tumbal bayi untuk pesugihan atau memet di desa itu.

Rumor ini menyebar di masyarakat karena ada empat bayi dalam satu RT meninggal secara beruntun di desa itu. "Ada isu itu memang tapi kan pembuktiannya sulit wong barang gaib," ujar Yoyok (39), warga Desa Banjarejo, Jumat (17/1).

Lebe Desa Banjarejo, Minrobikum, dikonfirmasi Radar, Jumat (17/1) siang, membenarkan jika ada rumor warga setempat melakukan ritual pesugihan dengan tumbal bayi, sehingga menimbulkan keresahan warga. "Ya betul mas di sini lagi ramai isu tumbal bayi untuk pesugihan," kata dia.

Dikatakan, ada salah satu warga di desa itu yang dicurigai melakukan ritual pesugihan dengan tumbal bayi. Rumor ini merebak di tengah-tengah masyarakat seiring dengan adanya empat bayi meninggal dunia secara berturut-turut di desa itu.

"Munculnya suuzon ada warga yang melakukan pesugihan ini karena ada yang mendatangi paranormal (orang pintar). Paranormal itu menyatakan di situ ada orang yang 'koyo keye'- 'koyo keye' (memet), akhirnya do suuzon niku," kata dia.

Rumor kian kencang karena ada empat bayi secara beruntun meninggal dunia sejak November 2019 hingga Januari 2020 ini. Rumah orang tua keempat bayi itu pun berjejeran, dan berada di satu blok. "Rumah jejeran ndak ada 50 meter. Satu blok. Kematiannya berturut-turut di awali pada pertengahan bulan November, di Desember, dan di Januari ini ada dua bayi meninggal," terang dia.

Dikatakan, persoalan yang sempat ramai di desa itu akhirnya disikapi oleh pemerintah desa dengan melakukan klarifikasi langsung kepada pihak yang dicurigai melakukan pesugihan. Dari hasil klarifikasi itu, kata dia, orang itu menegaskan tidak melakukan pesugihan.

"Sudah disidang. Sekarang sudah mulai normal lagi situasinya," kata dia.

Muspika Kecamatan Karanganyar pun turun tangan untuk meredam keresahan warga atas rumor yang berkembang tersebut, kemarin. Pihak Muspika di antaranya Kapolsek Karanganyar AKP Taukhit dan perangkat desa setempat menanyakan langsung ke pihak rumah sakit atas meninggalnya keempat bayi tersebut.

Kabid Pelayanan dan Penunjang Medis RSUD Kajen, dr Imam Prasetyo, usai pertemuan itu menyatakan, di Desa Banjarejo memang ada kejadian empat bayi meninggal selama Desember 2019 - Januari 2020. Dikatakan, penyebab kematian keempat bayi di rumah sakit ini bisa diterangkan secara teknis medis.

"Pertama dan kedua, bayi sudah meninggal di kandungan, bayi ketiga meninggal karena ada cacat bawaan ususnya keluar, dan yang terakhir kemarin tanggal 13 Januari memang sudah afiksia berat.

"Bayi keempat memang rujukan dari Puskesmas Karanganyar sudah kehamilan lewat 42 minggu, lahir di rumah sakit memang perlu bantuan hidup. Sehari ditolong akhirnya meninggal juga," kata dia.

Dikatakan, di Desa Banjarejo ada desas desus bayi meninggal karena ada yang melakukan praktik pesugihan. Apalagi, keempat bayi yang mati ini masih dalam satu RT. "Warga resah dengan desas desus ini. Orang hamil diungsikan. Ada yang ke Jakarta dan sebagainya. Yang dituduh pesugihan warga situ juga," ujar Imam.

Untuk meredam rumor tersebut, pihak rumah sakit akan melakukan sosialisasi di Desa Banjarejo. "Minggu depan Insya Allah kita sosialisasi dengan tokoh masyarakat, Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan Muspika Karanganyar untuk menjelaskan kematian bayi itu secara medis, bukan karena pesugihan," kata dia. (had)

Tags :
Kategori :

Terkait