*Sebulan Berada di Pengungsian
KOTA - Muhni (39) bersama istri dan kedua anaknya yang masih balita sudah sebulan ini terpaksa mengungsi di aula Kecamatan Pekalongan Barat karena rumahnya terendam banjir.
Warga Randujajar Pasirsari RW 06 Kelurahan Pasirkratonkramat, Kecamatan Pekalongan Barat itu masih tetap bertahan di pengungsian bersama sekitar seratus orang lainnya. Meskipun banjir sudah surut, namun itu terpaksa mereka lakukan karena akses menuju ke rumah mereka masih tergenang. Bahkan, di dalam rumah mereka masih ada genangan air.
Pria yang berprofesi sebagai buruh batik ini mengungkapkan keinginannya untuk bisa segera kembali ke rumah.
"Banjir kali ini memang paling lama, sudah sebulan tapi tidak surut total. Di awal-awal sekitar sebulan kemarin banjir di dalam rumah saya sampai selutut. Lalu sudah sempat surut, tapi begitu ada hujan kebanjiran lagi, hari ini masih setinggi mata kaki airnya," kata Muhni, Kamis (4/3/2021).
Keinginan untuk kembali ke rumah bersama keluarganya pun terpaksa kembali tertunda. Dia berharap, cuaca mendukung sehingga ketinggian banjir di dalam rumahnya tidak bertambah. "Insyallah kalau tidak ada halangan rencana besok mau pulang ke rumah. Beberapa tetangga juga rencana mau pulang besok," ungkapnya.
Menurutnya, meski kebutuhan logistik selama di pengungsian terpenuhi, masih tetap lebih nyaman tinggal di rumah sendiri. Apalagi, imbuh Muhni, satu orang anaknya masih berusia 6 bulan. Muhni juga mengaku selama sebulan ini belum bisa berangkat kerja karena harus menjaga keluarganya di pengungsian.
"Sementara baru istri yang sudah mulai berangkat kerja sejak dua minggu ini, dia harus mulai berangkat karena kerja di pabrik. Nanti kalau sudah di rumah, kalau sudah berangkat kerja semuanya, yang njagain anak ada adik atau orang tua, bisa gantian," katanya.
Senada disampaikan Amat (55), warga kampung Sidomulyo, Kelurahan Pasirkratonkramat. Dia bersama keluarganya terpaksa masih bertahan di pengungsian karena sampai kemarin air masih menggenangi rumahnya meski tinggal sebatas mata kaki.
"Sempat ketika dua minggu ngungsi di sini banjirnya surut, lalu kami kembali ke rumah. Ternyata besoknya hujan deras lagi, air dari Sungai Bremi meluap lagi, akhirnya ngungsi lagi ke sini sampai sekarang. Rencana besok baru pulang ke rumah," ungkapnya.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Pekalongan Dimas Arga Yudha menjelaskan banjir yang sempat merendam 17 kelurahan di Kota Pekalongan sampai kemarin sudah berangsur surut.
Hingga Rabu (3/3/2021) sore, BPBD mencatat masih ada delapan wilayah kelurahan terdampak, terdiri dari dua kelurahan di Kecamatan Pekalongan Barat yakni Kelurahan Pasirkratonkramat dan Tirto, dengan ketinggian genangan antara 10 sampai 35 cm.
Sedangkan enam kelurahan lainnya yg masih terdampak berada di Kecamatan Pekalongan Utara, meliputi Kelurahan Panjang Wetan, Panjang Baru, Kandang Panjang, Padukuhan Kraton, Degayu, dan Bandengan. Ketinggian genangannya antara 10-20 cm.
Sementara, untuk update jumlah pengungsi, menurut Dimas masih ada 154 warga yang mengungsi, tersebar di empat lokasi pengungsian di Pekalongan Barat dan Utara.
Disebutkan, di Kecamatan Pekalongan Barat masih ada tiga lokasi yang ditempati pengungsi, yaitu Aula Kecamatan Pekalongan Barat (101 jiwa), Aula SMK 3 (16 jiwa), dan Aula Pasirkratonkramat (37 jiwa). Sedangkan di Pekalongan Utara tersisa 13 orang pengungsi di Aual Melati Kelurahan Kandang Panjang. (way)