Aaf menuturkan, Pemkot Pekalongan akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi maupun Pusat, termasuk dengan TNI Polri agar masyarakat bisa terlayani vaksinasi.
"Kita masih terus lakukan koordinasi dengan Pemprov maupun Pusat. Juga koordinasi dengan TNI dan Polri karena di mereka juga ada stok vaksin. Mudah-mudahan stok dari pemerintah, dari TNI, dari Polri bisa kita maksimalkan dan bisa kita distribusikan terus kepada masyarakat," katanya.
"Mumpung antusiasme masyarakat masih tinggi, mumpung vaksinasi juga masih gratis. Jadi, untuk masyarakat, ayo segera vaksin kalau sudah ada kesempatan. Kami juga mengimbau agar masyarakat selalu mematuhi protokol kesehatan, terutama memakai masker," imbuh Aaf.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan dr Slamet Budiyanto SKM MKes
mengungkapkan bahwa cakupan vaksinasi di Kota Pekalongan sampai hari Rabu (11/8/2021) untuk vaksin dosis 1 sudah 67.665 orang, atau 28,38% dari target vaksinasi sejumlah 238.410 orang. Sedangkan vaksin dosis 2 sudah 38.325 orang atau 16,08% dari target.
Budi juga mengungkapkan bahwa pasokan vaksin jenis Sinovac untuk Kota Pekalongan saat ini masih sedikit tersendat. Stok yang masih ada di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) sementara ini baru untuk cadangan vaksin dosis 2.
"Stok vaksin Sinovac untuk Dinas Kesehatan masih tersebar di fasyankes sekitar 300 untuk cadangan dosis kedua, di TNI ada 305 untuk dosis pertama dan kedua, dan di Polres Pekalongan Kota masih ada 185 untuk dosis kedua," sebut Budi.
Budi menjelaskan bahwa pihaknya mendapat vaksin AstraZeneca termasuk untuk TNI dan Polri, namun penggunaannya masih akan dikoordinasikan lagi. Pasalnya jenis vaksin ini banyak beredar, dan masyarakat sendiri mungkin belum mau untuk jenis ini. "Kami juga mendapat vaksin Moderna untuk tenaga kesehatan, selain itu juga 200 dosis Sinovac untuk difabel," beber Budi.
Kaitannya dengan pelaksanaan vaksinasi Budi menekankan penerapan protokol kesehatan baik untuk penyelenggara atau peserta vaksin. "Vaksin ini agar kita aman, jangan sampai abai protokol kesehatan saat pelaksanaan. Mau aman kok tidak aman," imbuh Slamet Budiyanto.(way)