KANDANGSERANG - Selama musim hujan, masyarakat Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan, diimbau untuk mewaspadai potensi bencana tanah gerak. Pasalnya, di Kecamatan Kandangserang sejumlah desanya memiliki riwayat bencana tanah gerak.
Imbauan itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pekalongan, Budi Raharjo, Kamis (16/1). Disebutkan, untuk saat ini bencana tanah gerak terjadi di Dukuh Karyamukti, Desa Garungwiyoro. Akibat tanah gerak, lanjut dia, sejumlah jalan ambles dan longsor, serta satu rumah warga dan musala di dukuh itu mengalami retak-retak.
"Saya mengimbau untuk tetap waspada karena masih musim hujan. Apalagi, di Kecamatan Kandangserang desa-desanya ada riwayat tanah gerak. Ini untuk mengantisipasi jatuhnya korban dan hal-hal lain yang tidak diinginkan," pesannya.
Sementara itu, Kapolsek Kandangserang, AKP Suradi, kemarin sore, menambahkan, pada Rabu (16/1), sekitar pukul 16.00 WIB, jalan di Dukuh Karyamukti, Desa Garungwiyoro, telah terjadi jalan longsor sepanjang 13 meter, dan jalan ambles sepanjang 15 meter dengan kedalaman 2 meter.
"Rumah Lutfi Asrori di RT 003 RW 002 retak dengan panjang 10 meter dan kedalaman 30 cm, serta musala retak sepanjang 9 meter," terang dia.
Ditambahkan, retakan tanah akan terus terjadi apabila hujan terus menerus mengguyur wilayah pegunungan tersebut.
Seperti diketahui, di penghujung tahun 2017, beberapa desa di Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan diterjang bencana tanah gerak dan longsor. Bencana tanah gerak dan longsor ini di antaranya terjadi di Desa Gembong, Karanggondang, Trajumas, dan Desa Bodas. Berdasarkan pengecekan BPBD saat itu di lokasi kejadian, sedikitnya 14 rumah warga mengalami rusak berat hingga sedang akibat bencana itu, sehingga sebagian besar penghuni rumah mengungsi di rumah tetangga atau kerabatnya.
Seperti diberitakan, warga Dukuh Karyamukti, Desa Garungwiyoro, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan ketar-ketir. Pasalnya, intensitas hujan tinggi yang hampir tiap hari mengguyur wilayah pegunungan itu mengakibatkan tanah di pemukiman warga ambles.
Dampaknya, sejumlah rumah penduduk dan bangunan musala mengalami retak-retak. Jalan di pemukiman pun ambles dan longsor. (had)