Banjir Rendam Ribuan Rumah, 1.276 Warga Mengungsi

Senin 02-01-2023,11:48 WIB

KOTA - Banjir yang melanda sebagian wilayah Kota Pekalongan sejak Jumat (30/12/2022) malam, sampai Minggu (1/1/2023) siang sudah mulai surut di beberapa titik, terutama di jalan-jalan protokol.

Namun, ada beberapa penambahan ketinggian air di beberapa kelurahan. Khususnya yang berada di bantaran Sungai Bremi dan Sungai Meduri. Hal ini disebabkan air kedua sungai tersebut limpas ke permukiman pada Minggu pagi.

Awalnya hanya air dari Sungai Bremi yang limpas ke permukiman. Namun, kemudian air Sungai Meduri juga limpas.

Pasalnya, tanggul Sungai Meduri yang berada di Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, jebol sepanjang kurang lebih 15 meter. Sehingga, ribuan rumah warga di Kelurahan Tirto, Kelurahan Pasirkratonkramat Kecamatan Pekalongan Barat, dan Kelurahan Padukuhankraton Kecamatan Pekalongan Utara terendam banjir hingga ketinggian 1 meter.

Asfarudin, warga Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, mengatakan banjir menggenangi permukiman setempat sejak Sabtu pagi. Diawali dari hujan deras, kemudian air Sungai Bremi sekitar pukul 8 pagi limpas ke permukiman.

"Sampai tadi pagi (Minggu pagi, red) air masih menggenangi rumah-rumah warga. Bahkan tambah tinggi, karena ketambahan air dari arah barat karena limpasan dari Sungai Meduri," ungkapnya.

Ribuan warga yang terdampak banjir pun akhirnya terpaksa harus mengungsi atau diungsikan ke beberapa lokasi pengungsian yang telah disediakan.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Pekalongan Dimas Arga Yudha mengatakan, berdasar pendataan sampai Minggu (1/1/2023) sore, total ada 1.246 pengungsi. Mereka tersebar di 20 titik.

"Alhamdulillah meskipun tadi siang sempat ada kenaikan jumlah pengungsi, namun sore ini terjadi penurunan," kata Dimas, Minggu petang.

Pengungsi terbanyak di wilayah Kecamatan Barat, mencapai 1.048 jiwa, tersebar di 10 lokasi. Salah satunya di aula Kantor Kecamatan Pekalongan Barat, mencapai 334 jiwa. Kemudian di Mushola Al Hikmah Tirto, ada 104 jiwa.

Selanjutnya, di wilayah Kecamatan Pekalongan Timur terdapat 196 jiwa, tersebar di 8 titik. Lalu ada pula di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara. Mereka mengungsi karena Sungai Gabus, Degayu, limpas ke permukiman.

Dimas menambahkan, BPBD bersama DPUPR, TNI, Polri, pihak kecamatan, kelurahan, dan instansi terkait lainnya bersama warga dan para relawan telah bahu membahu menambal titik kebocoran di Sungai Meduri menggunakan sandbag. "Siang tadi sudah dilakukan penambalan di titik-titik tanggul yang bocor," ungkap Dimas.

"Kami terus lakukan monitoring dan patroli dampak cuaca ekstrem, evakuasi warga masyarakat terdampak baik banjir maupun pohon tumbang, serta assesment dampak kebencanaan dan logistik kebutuhan pengungsi," katanya.

Selain itu, menyiagakan dan mengaktifkan posko kebencanaan serta informasi dan layanan data kebencanaan, serta menfasilitasi pengungsian dan sapras pendukung pengungsian dengan memastikan ketersediaan logistik kebutuhan dasar pengungsian terpenuhi. Juga penyiapan Layanan kesehatan pengungsian dan monitor kesehatan warga terdampak.

"Upaya lain yang berkaitan dengan penanganan kedaruratan dan dengan optimalisasi rumah pompa untuk meminimalkan dampak dan luasan area terdampak, serta penanganan sandbag atau tanggul darurat untuk mengatasi tanggul yang bocor," imbuhnya. (way)

Tags :
Kategori :

Terkait