KOTA - Banjir rob yang menggenangi sebagian wilayah pesisir pantai Kota Pekalongan sejak beberapa hari terakhir akibat luapan gelombang air laut, diperparah dengan jebolnya tanggul pantai di sejumlah titik.
Kerusakan tanggul ini antara lain terjadi di daerah Randujajar, Kelurahan Pasirkratonkramat, Kecamatan Pekalongan Barat, serta di wilayah Slamaran, Pekalongan Utara.
Di Randujajar, tanggul yang terbuat dari tumpukan karung berisi tanah rusak di beberapa titik, dengan total mencapai kurang lebih sepanjang 200 meter. Kondisi ini sudah terjadi sejak sekitar sepekan kemarin.
Sementara di daerah Slamaran, tanggul darurat yang sebelumnya dibangun oleh BPBD di sebelah dermaga, ada yang sudah terbuka di beberapa titik. Hal ini menyebabkan limpasan air laut semakin parah menerjang tambak dan permukiman.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Pekalongan, Khaerudin, menuturkan pihaknya sudah melakukan survei di lokasi dalam rangka penanganan dan perbaikan tanggul-tanggul yang rusak maupun yang rawan jebol.
"Untuk Randujajar, ada beberapa titik yang rawan jebol. Seminggu sebelumnya ada dua titik yang sudah jebol sehingga DPUPR bermaksud untuk melakukan perkuatan," kata Khaerudin, Rabu (3/6/2020) siang.
Perkuatan dimaksud, ujarnya, adalah dengan menambah karung tanah. Tanggul yang sekarang satu lapis akan ditambah perkuatannya kurang lebih setengah meter, dimana nanti ada bambu-bambu untuk penguat.
"Jadi nanti tanggul yang terpasang sudah ditahan oleh trucuk-trucuk bambu.
Kemarin ada kurang lebih empat titik dengan total panjang sekitar 200 meter. Jadi nanti yang akan kita tinggikan bervariasi, di sana ada beberapa titik yang sudah ada bekas tanggul juga. Tertinggi 1,2 meter sampai dengan 75 cm untuk perkuatan ketinggian tanggul," terangnya.
Sedangkan untuk Slamaran, menurut Khaerudin dari hasil survei di lapangan, di sisi barat sudah ada tanggul darurat yang dibangun oleh BPBD, tapi ada beberapa titik yang terbuka.
"Tanggul yang terbuka ini menyebabkan air laut melimpas ke tambak-tambak warga. Kalau tambak sudah penuh, airnya akan limpas ke perumahan. Upaya dari DPUPR adalah dengan menambah karung tanah tersebut sebagai tanggul darurat. Karena yang kondisi sekarang pun limpas, seingga ini perlu penambahan. Kurang lebih panjangnya 200 meter. Ini sedang kami hitung kebutuhan karung tanahnya berapa," ungkapnya.
Sementara di sisi timur Slamaran yakni di Kali Sibulanan, di sebelah timur selatan sebetulnya sudah ada tanggul. Namun kapasitasnya tidak mampu menahan luaapn air.
"Ada kurang lebih 300 meter yang airnya limpas melewati tanggul. Upaya dari kami adalah di atas tanggul yang eksisting tersebut kita tambah karung-karung tanah sebagai tanggul darurat. Selain itu kami akan menormalisasi saluran yang ada di depan rusunawa. Di sana ada saluran lama, cuma sebagian sudah dalam kondisi mati karena diurug dan dipakai untuk kios atau warung. Nanti kami mohon bantuan dengan warga dan kelurahan untuk melakukan pendekatan. Nanti insyaallah akan kita aktifkan kembali salurannya," bebernya.
Ketersediaan Anggaran
Khaerudin mengungkapkan, untuk wilayah Slamaran, di DPUPR juga ada kegiatan untuk pembangunan rumah pompa dan pompa sebesar Rp200 juta untuk dua titik. Menurutnya, pengerjaan rumah pompa dan pengadaan pompa tersebut akan dipercepat. "Pengerjaannya akan kami percepat karena kemarin keputusan dari tim TAPD, dan setelah paripurna, untuk kegiatan ini agar segera dilaksanakan," jelasnya.