Banyak Isu Beredar, Mulai Dirawat di Magelang hingga Isu Meninggal Dunia

Selasa 22-12-2020,11:40 WIB

**Kisah Kalakhar BPBD Kota Pekalongan Menjadi Penyintas Covid-19

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, Saminta, dinyatakan terpapar Covid-19 setelah hasil tes swab yang dilakukannya pada 17 September 2020 menunjukan hasil positif. Dia tak merasakan gejala apapun sejak dinyatakan positif hingga selesai isolasi. Namun dia diterpa banyak kabar tak benar terkait kondisinya tersebut.

Sebuah video muncul di status WhatsApp. Video tersebut berisikan klarifikasi dari Kalakhar BPBD Kota Pekalongan, Saminta. Dalam video, dia mengklarifikasi isu yang menyebutkan bahwa dirinya meninggal dunia. Video itu dia buat karena banyaknya pesan masuk yang menanyakan kebenaran kabar tersebut.

"Saya tidak tahu awalnya isu itu dari mana. Tapi istri saya mendapatkan banyak pesan masuk yang menanyakan kabar saya karena mendengar kalau saya meninggal dunia dan dimakamkan di Tegal. Saya dan istri hanya tertawa mendengar isu itu," ungkapnya saat ditemui Senin (21/12/2020).

Namun karena makin banyaknya pesan yang masuk dan tak mungkin dibalas satu per satu, Saminta memutuskan membuat vide klarifikasi tersebut dengan harapan orang yang mendapat isu tak benar itu bisa tercerahkan. "Kalau jawab satu-satu susah. Makanya saya buat video klarifikasi saja," tambahnya.

Meski tak tahu dari mana sumber awal informasi itu, Saminta menduga bahwa isu tersebut masih berkaitan dengan dirinya yang pernah dinyatakan positif terpapar Covid-19. Padahal dia terpapar sejak dua bulan yang lalu. "Mungkin mendengar berita di televisi, ada nama yang sama. Hanya mendengar sebagian akhirnya menyimpulkan yang salah. Memang saat terpapar Covid-19 ada beberapa isu dan berita yang tidak benar tentang saya," tutur Saminta.

Isu lainnya yakni saat dinyatakan positif Covid-19 dia dikabarkan harus menjalani perawatan sampai di Magelang. Padahal dirinya hanya menjalani isolasi di Rumah Isolasi, Gedung Diklat, Kota Pekalongan dengan kondisi sehat dan baik-baik saja. Tanpa gejala apapun. Saminta mengaku tak menganggap serius isu-isu yang berkembang. "Tidak pernah kepikiran. Karena nyatanya saya tidak apa-apa dan baik-baik saja," katanya.

Dia dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani tes swab yang diwajibkan bagi ASN di lingkungan Pemkot Pekalongan pada 17 September 2020 lalu. Setelah tes, dirinya sempat mengikuti rapat di Bappeda karena merasa baik-baik saja. Kemudian sekitar pukul 16.00 dia diberi kabar bahwa hasil tes menunjukan positif Covid-19.

"Saya ditelpon, waktu itu oleh Kepala Dinas Kesehatan dan diminta istirahat 14 hari. Saya sudah tahu kalau positif Covid-19. Saya kemudian pamit dari rapat, dan pulang dulu ke rumah tentu dengan protokol kesehatan. Di rumah saya berpamitan dengan keluarga, dengan istri dengan anak. Mereka sempat menangis, mungkin khawatir. Tapi saya nyatakan bahwa saya baik-baik saja. Saya memang tidak merasakan gejala apapun," kisahnya.

Setelah itu Saminta mulai melakukan isolasi di Gedung Diklat. Selama isolasi, dia berusaha tenang. Namun dia tetap berupaya menjalankan tugas. Karena selain sebagai Kalakhar BPBD, Saminta juga masuk sebagai anggota tim pemakaman jenazah Covid-19. Dari tempat isolasi, dia tetap berupaya mengkoordinir rekan-rekannya di lapangan.

"Karena kondisi saya memang baik-baik saja. Bahkan yang katanya penderita Covid-19 hilang penciuman dan perasa, saya tidak mengalami. Saya tetap bisa makan enak, tidur nyenyak. Jadi saya manfaatkan waktu untuk tetap mengkoordinir kawan-kawan yang ada di lapangan," katanya.

Meski tak memiliki gejala, Saminta mengaku tetap berupaya meningkatkan imun tubuh agar cepat kembali negatif Covid-19. Dia selalu mengkonsumsi multivitamin yang diberikan petugas, mengkonsumsi madu, selalu berolahraga saat pagi hari, bermeditasi saat tengah malam sekaligus memanfaatkan waktu untuk salat Tahajud dan berdoa.

Hasilnya, lima hari kemudian saat dites dia dinyatakan negatif Covid-19. Saminta mengaku sebenarnya sudah meminta tes swab kembali pada hari ketiga namun belum diperbolehkan. Hingga akhirnya dia baru melakukan tes swab kembali pada hari kelima dan dinyatakan negatif. Meski sudah dinyatakan negatif, Saminta memilih tetap di tempat isolasi hingga 14 hari.

Dengan tetap menjaga protokol kesehatan, dia berupaya membantu dan memotivasi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi. Sebab dia melihat banyak dari mereka yang terpuruk karena positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi. "Di sana saya bantu memotivasi, memberikan masukan, semangat dan pengarahan. Saya ajak olahraga setiap pagi. Sampai kemudian hari ke 14 saya keluar bersama beberapa teman lainnya juga yang sudah dinyatakan negatif Covid-19," tambahnya.

Menurut Saminta, yang terpenting bagi penderita Covid-19 adalah menenangkan hati dan pikiran. Jangan sampai mental turun karena kondisi tersebut. Untuk itu menurutnya sangat penting keberadaan keluarga maupun masyarakat sekitar untuk membantu dan mendukung para penderita Covd-19 agar segera sembuh. "Yang penting harus tenang, jangan panik. Fokus untuk memulihkan kesehatan saja," katanya.

Tags :
Kategori :

Terkait