Bedah Konsep Merdeka Belajar

Jumat 28-02-2020,12:30 WIB

*FKIP Unikal Gelar Konferensi Ilmiah Pendidikan

BERFOTO - Para civitas akademika Unikal berfoto bersama dengan pemateri sebelum acara dimulai.

KOTA - Konsep Merdeka belajar yang dicetuskan oleh menteri Pendidikan Nadiem Makarim saat ini menjadi perbincangan hangat di dunia pendidikan. Hal itu terjadi lantaran masih banyaknya yang belum memahami konsep merdeka belajar yang diterapkan di dunia pendidikan.

Oleh karenanya, sebagai wujud tanggung jawab moral, Universitas Pekalongan (Unikal) melalui Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menggelar Konferensi Ilmiah Pendidikan dengan tema "Meneropong Pendidikan di Era Merdeka Belajar" dengan pemateri Dr. Adian Husaini selaku bapak buku islami serta Dekan FKIP Unikal Dr Fahrudin Eko Hardiyanto MPd, Kamis (27/2/2020).

Menurut Ketua Penyelenggara, M Haryanto, menuturkan Konferensi Ilmiah yang dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai daerah ini akan membahas detail mengenai konsep merdeka belajar.

Ditambahkan, awalnya konferensi ilmiah hanya diperuntukkan bagi mahasiswa, namun karena tema yang diambil adalah tema yang saat ini menjadi perbincangan hangat di dunia pendidikan maka konferensi diputuskan untuk umum dengan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

Diantaranya, STKIP Kusuma Negara, SLB PRI Buaran, IAIN Pekalongan, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Bandar Lampung, Universitas Maranatha Bandung, Universitas Negeri Malang, Universitas Pekalongan, Universitas Jendral Soedirman dengan total peserta 134 Pemakalah, dan 15 peserta.

"Hari ini kita akan mencoba membedah tentang merdeka belajar, bagaimana konsekuensinya, gurunya harus ngapain, media belajarnya seperti apa, strategi kurikulum bagaimana, apalagi ini bukan perubahan kecil ya tapi signifikan jadi cukup banyak yang belum siap. Semoga semua terjawab hari ini," jelasnya.

Selain itu, peserta juga bisa mengirimkan karya tulisnya untuk dimuat di prosiding dengan tujuan sebagai khasanah keilmuan serta memiliki point tersendiri bagi guru, dosen atau mahasiswa yang menulis di prosiding, karena saat ini untuk lulus saja harus memiliki karya yang dipublikasikan.

"Pada intinya kami banyak membantu memfasilitasi dari berbagai aspek, dan kami berharap konferensi ilmiah ini bisa memberikan pemahaman yang lebih sehingga kita lebih siap dalam menyongsong merdeka belajar, karena sebetulnya kita memang belum siap sepenuhnya untuk merdeka belajar namun belajar merdeka," pungkas Haryanto. (mal)

Tags :
Kategori :

Terkait