KOTA PEKALONGAN - Akhir bulan Maret ini para nelayan di Kota Pekalongan mulai panen udang rebon. Untuk meningkatkan nilai ekonomi, udang rebon diolah menjadi terasi.
Salah seorang nelayan, Zaenal Abidin mengungkapkan bahwa akhir bulan Maret ini ia sedang gencar memanen udang rebon. Selain cuaca yang mendukung, keberadaan udang rebon pada akhir musim penghujan dominan mendekati garis pantai. "Ini lebih mudah untuk kami tangkap tanpa harus ke tengah laut," tandas Zaenal usai menangkap udang rebon, kemarin.
Zaenal mengatakan, jika musim kemarau hasil tangkapan udangnya hanya berkisar belasan kilogram, sekarang lebih dari puluhan kilogram yang ia dapat setiap harinya. "Harusnya ini sudah sejak bulan Februari tetapi baru bulan Maret ini panen raya karena kelewat gelombang kemaren," ujar Zaenal.
Dari hasil tangkapan ini kemudian para nelayan olah udang rebon menjadi terasi agar bisa meningkatkan harga jualnya. Seorang perajin terasi di Pantaisari Kota Pekalongan, Mugiono menyebutkan bahwa jika udang rebon sebelum diolah harganya Rp25.000 per kilogramnya, namun setelah diolah naik menjadi Rp50.000 per kilogramnya. "Dalam sehari-hari rata-rata saya bisa membuat terasi sebanyak 5 kilogram," terang Mugiono.
Mugiono menjelaskan proses pembuatan terasi, rebon itu termasuk udang kecil dan setelah dijemur kemudian disortir. Lalu ditumbuk dan dicetak jadi terasi. "Keunggulan terasi di sini yaitu lezat, tidak kasar, lembut, dan tidak ada campuran apapun, asli dari rebon," tukas Mugiono.
Terasi yang dibuat oleh masyarakat ini sebagian besar dipasarkan sendiri dan sebagian diambil oleh pengepul untuk di jual ke daerah di Pantura dan Jakarta. (dur)