*SMK Muhammadiyah Kesesi
KESESI - SMK Muhammadiyah Kesesi kembali memberikan warna baru di dunia pendidikan khususnya lingkup Kabupaten Pekalongan. Pada 26 November 2019 yang merupakan awal pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS), pihaknya menerapkan program sekolah digital dengan melaksanakan UAS secara online.
Secara kebetulan, hari pertama pelaksanaan UAS, Senin (26/11) lalu bertepatan pula dengan pencairan beasiswa PIP. Sebanyak 23 siswa penerima beasiswa PIP harus mencairkan beasiswa tersebut di Bank BNI Kedungwuni.
"Sebagai sekolah yang bisa menciptakan sekolah digital, kami tidak melulu terpaku pada lingkungan sekolah dan kertas sebagi media ujian. Sehingga walaupun terkendala lokasi, anak-anak tetap bisa mengikuti UAS," ujar Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMK Muhammadiyah Kesesi, Yudha Satyo Wibowo SPd.
Dengan ujian berbasis android, siswa tidak mengalami kendala berarti meski harus meninggalkan jam kelas. "Alhamdulillah walaupun UAS, tetap tidak bermasalah jika harus meninggalkan sekolah untuk keluar karena kami sudah berusaha menjadi sekolah digital yang memang segala sesutunya bisa di akses dimanapun siswa berada. Sekalipun ke luar negeri siswa masih mengerjakan soal ujian," ungkapnya.
Sementara itu, menurut Kepala SMK Muh Kesesi Moh. Abdul Kodir SPdI, "Kami berusaha menjadi sekolah yang maju dalam hal digitalisasi. Semua itu kami buktikan dengan adanya ujian berbasis Android yang mengunakan office 365 yang memang bisa mencakup internasional dan sebentar lagi kami akan melaunching kantin digital," jelas Pak Qodir, sapaan karibnya.
SMK Muhammadiyah Kesesi ingin menjawab harapan masyarakat dan pihak orang tua yang ingin mempermudah kegiatan siswa dalam belajar. "Tidak hanya itu, bapak ibu guru juga menjadi ringan dalam merekap nilai karena sudah langsung keluar. Jadi guru tidak susah payah untuk mengoreksi. Sungguh ini sejalan dengan pidato Menteri Pendidikan yang sedang viral beberapa waktu lalu," imbuh dia.
Besar harapan, dengan adanya program sekolah digitak, semua siswa menjadi lebih semangat belajar dan tugas guru menjadi lebih ringan. "Tentunya kami juga ingin agar bapak/ibu guru semakin semangat dalam mendidik siswa untuk menjadi pribadi yang mandiri dan lebih kompeten dan praktik maupun teori," pungkasnya. (yak)