DINKES AWASI MOBILITAS WNA

Sabtu 01-02-2020,10:55 WIB

**Untuk Cegah Persebaran Virus Corona

PENGECEKAN- Kepala Dinkes Kendal, Ferinando Rad Bonay, usai cek ruang isolasi untuk perawatan pasien terduga terjangkit virus corona di RSU Soewondo Kendal.

KENDAL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kendal menyatakan akan mengawasi mobilitas Warga Negara Asing (WNA) yang tinggal di Kendal. Namun, kebijakan itu diberlakukan hanya bagi WNA yang menunjukkan aktivitas pulang pergi ke negara asal, utamanya negara yang masuk kategori endemi virus corona.

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) setempat, tercatat ada 41 WNA yang bekerja di Kabupaten Kendal. Dari jumlah itu, hanya 32 orang yang sudah memperpanjang izin penempatan khusus bekerja. Mereka sepanjang tak pernah pulang ke negaranya, maka Dinas Kesehatan (Dinkes) tak perlu melakukan pengawasan.

"Kalau mereka tidak keluar (pulang ke negaranya) ya tidak. Yang kita awasi itu, jika mereka ada yang pulang ke negaranya dan balik lagi ke Kendal. Lebih lagi, jika negara asalnya endemy virus corona. Misal negara yang warganya sudah kena, seperti Singapura Malasyia. Kalau ada warga Cina yang ada di Kendal dan tidak ke mana-mana selama satu tahun ini, ya ndak perlu diawasi,'" kata Kepala Dinkes Kendal, Ferinando Rad Bonay, Jumat (31/1).

Feri mengungkapkan, masa inkubasi virus corona adalah 14 hari atau dua pekan. Sehingga jika ada warga negara asing yang bekerja di Kendal dan pernah pulang ke negaranya dua bulan silam, maka tidak perlu lagi dilakukan pengecekan kesehatannya, hal itu kecuali bagi yang baru datang dari pulang ke negaranya.

"Ndak perlu dicek, kan pulangnya ke negaranya dua bulan lalu. Sedang masa inkubasi virus hanya 14 hari. Beda ketika ada warga asing yang pulang baru-baru ini, itu yang perlu kita lakukan pengecekan pemeriksaan kesehatanya," ungkapnya.

Dijelaskan, di Jawa Tengah sendiri ada 10 rumah sakit yang ditetapkan sebagai faskes rujukan bagi pasien corona, salah satunya RSUD Soewondo Kendal. Jika ada temuan pasien terduga virus corona, maka akan langsung dibawa ke RSU Soewondo.

Penanganan bagi pasien terduga terjangkit virus corona itu oleh petugas medis dilakukan usap tenggorokan dan hidung. Kemudian sampel dari pemeriksaan itu akan dikirimkan ke KKP Semarang. Oleh KKP Semarang dilanjutkan ke Litbang Kemenkes untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

"Sampel yang kita kirimkan itu hasil pemeriksaan usap tenggorokan dan hidung, yakni untuk diteliti. Kalau hasilnya positif, maka pasien ini akan kita kirim ke Jakarta untuk penanganan lebih intensif," terangnya.

Feri menambahkan, pihaknya akan intens melakukan monitoring bagi warga yang baru melakukan perjalanan dari luar negeri. Ia menyebutkan bahwa hingga kemarin di Indonesia belum ada warganya yang terjangkit virus corona.

Terkait virus tersebut, berdasarkan informasi yang diterimanya dari rapat di provinsi, bahwa keberadaan virus tersebut tak perlu di kawatirkan. Hal itu karena secara genetik warga Indonesia dan warga Cina itu berbeda.

"Kemungkinan kita tertular itu tidak mudah. Itu berdasarkan keterangan seorang dokter saat memberikan paparan di provinsi belum lama ini," pungkasnya. (lid)

Tags :
Kategori :

Terkait