Penanda Titik Nol itu sendiri, Anda sudah tahu: patok beton di tengah plaza kecil. Patok pendek. Tidak sampai setengah meter.
Di plaza inilah, hari itu, seluruh gubernur menyerahkan oleh-oleh khusus kepada Presiden Jokowi: tanah dan air dari provinsi masing-masing. Untuk dicampur ke dalam satu bejana besar. Menjadi oplosan tanah-air Indonesia.
Bejana itu sendiri tidak lagi di plaza itu. Ia sudah dipindahkan ke lokasi sekitar 25 meter dari situ. Sudah ditanam. Dengan penanda seperti beton segi empat. Dua x dua meter. Setinggi setengah meter dari tanah.
Posisi ''tanah-air'' Indonesia itu lebih dekat dari lapangan parkir di puting bukit yang sudah diratakan tadi.
Berarti letak Titik Nol ini dekat sekali dengan jalan raya utama jurusan Samarinda-Banjarmasin. Tidak sampai1 km.
Bukan di sebuah pedalaman yang jauh dari mana-mana.
Sebelum meninggalkan Titik Nol saya pun berpikir: saya juga harus menyumbangkan sesuatu di Titik Nol. Biar pun saya bukan gubernur. Maka saya cari toilet temporer di dekat parkir itu: saya menyumbang air dari bagian tubuh saya yang paling vital di situ.(Dahlan Iskan)