Penanganan Sampah di Sungai, Komisi B Minta Ada Inovasi

Selasa 23-06-2020,14:40 WIB

KOTA - Komisi B DPRD Kota Pekalongan meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk melakukan inovasi terkait penanganan sampah di sungai. Saat melakukan sidak ke bantaran Sungai Loji di Jalan Diponegoro, pimpinan dan anggota Komisi B melihat bahwa penanganan sampah oleh Tim Jogo Kali masih bersifat tradisional sehingga sulit untuk menyelesaikan permasalahan sampah di titik tersebut secara tuntas.

"Kami melihat yang dilakukan DLH itu masih bersifat tradisional. Kalau seperti ini terus, sampai kapanpun penanganan sampah ini akan berat untuk diselesaikan. Karena volume sampah akan terus meningkat sedangkan penanganan sampah oleh petugas ini masih dilakukan dengan cara tradisional, tidak berubah," tutur Ketua Komisi B, Abdul Rozak dalam sidak yang digelar Senin (22/6/2020).

Untuk itu dirinya meminta agar DLH sebagai OPD yang memiliki tupoksi mengatasi masalah sampah agar dapat membuat konsep manajemen yang lebih efektif dan inovatif agar petugas dapat bekerja lebih ringan dan masalah sampah cepat teratasi. "Kami minta supaya tahun ini ada kegiatan pembangunan fisik yang disentralisasi di sini yaitu pembangunan sebuah sistem seperti pangkalan untuk menempatkan alat berat dengan ukuran yang kecil yang berfungsi untuk mengambil sampah," jelasnya.

Selain itu, pangkalan juga dapat ditempati satu kontainer yang berfungsi untuk menampung sampah hasil pengerukan dari alat berat. "Dengan begitu pekerjaan mudah teratasi dan cepat dilakukan. Apalagi di sini lokasinya dekat dengan kawasan heritage Kota Pekalongan yang juga menjadi tempat wisata," tambahnya.

Rozak meminta agar setelah sidak tersebut hasil diskusi dapat ditindaklanjuti dengan rapat koordinasi internal DLH guna merumuskan konsep usulan dari Komisi B terkait pengadaan pangkalan dan alat berat untuk memprmudah kinerja petugas Tim Jogo Kali. "Kami minta dalam seminggu mendatang sudah ada konsepnya. Harapan kami DLH bisa kompak dari mulai kasi, kabid hingga kepala dinas sehingga dapat gotong royong mencari solusi dari permasalahan sampah," harapnya.

Selain terkait inovasi dalam penanganan sampah, pihaknya juga meminta agar DLH juga memperhatikan kesejahteraan para petugas yang masuk dalam Tim Jogo Kali. Menurutnya, para pekerja yang sudah bergelut dengan sampah yang bau dan kotor harus lebih diperhatikan. Komisi B ditegaskannya siap untuk membantu dalam penganggaran.

"Mereka juga semakin lama akan semakin menua. Kalau bekerja di sini tanpa perhatian, saya jamin ini tidak mau sehingga harus dipikirkan juga. Harapan kami seminggu ke depan sudah ada progres. Kami tidak mau lagi ketika ketemu masih membahas program lagi sudah harus masuk progresnya," kata Rozak.

Sementara itu, Kepala DLH Purwanti menjelaskan bahwa konsep awal pengelolaan sampah di Sungai Loji adalah penanganan dari hulu ke hilir. Di hilir, sampah diambil oleh petugas dari Tim Jogo Kali. Sedangkan di hulu, pihaknya ingin menangani masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan.

Terkait masukan Komisi B, Purwanti menyatakan bahwa tahun ini pihaknya sudah membuat Detail Engineering Design (DED) untuk rencana pembuatan pangkalan di bantaran sungai. "Posisinya nanti kami akan buat landasan untuk alat berat dan kontainer sehingga posisinya tidak seperti sekarang tapi masuk ke bantaran sungai untuk memudahkan tim pengangkut sampah. Tahun ini kami sudah buat DE-nya," jelas Purwanti.

Namun dalam penerapannya nanti, juga perlu dikontrol dan dipastikan agar kontainer sampah dapat diangkut pada malam hari. Karena keberadaan kontainer, berdasarkan pengalaman sebelumnya, bisa menimbulkan titik kumuh baru. Sebab banyak masyarakat yang membuang sampah justru di samping kontainer.

"Apalagi titik ini ada di kawasan heritage yang mausk kawasan wisata. Sehingga jangan sampai menimbulkan titik kumuh baru. Ini perlu dipikirkan juga," tandasnya.

Selain di bantaran Sungai Loji, sebelumnya Komisi B juga melakukan sidak ke bantaran Sungai Asem Binatur untuk melihat kondisi pencemaran sampah di lokasi tersebut.(nul)

Tags :
Kategori :

Terkait