Warga Lambanggelun Ngangsu Air Ke Tengah Hutan

Jumat 06-09-2019,14:30 WIB

*Debit Mata Air Pun Turun Drastis

PANINGGARAN - Masyarakat pegunungan di Kabupaten Pekalongan saat ini mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Pasalnya, debit mata air di wilayah hutan pun kian menyusut drastis akibat musim kemarau berkepanjangan.

ANTRE BANTUAN AIR: Warga Dukuh Siberuk, Desa Lambanggelun, Kecamatan Paninggaran antre bantuan air bersih dari BPBD Kabupaten Pekalongan. Hadi Waluyo.

Salah satu desa di wilayah atas yang saat ini mengalami krisis air bersih adalah warga Desa Lambanggelun, Kecamatan Paninggaran. Warga di tiga pedukuhan di desa ini kesulitan untuk mendapatkan air bersih, sehingga warga pada pagi dan sore hari berbondong-bondong mikul jirigen untuk ngangsu ke kubangan air di tengah hutan sejauh 1,5 Km.

Perangkat desa setempat, Wahyono, Kamis (5/9) siang, mengatakan, kekeringan di Desa Lambanggelun sudah terjadi sejak lima bulan lalu. Menurutnya, warga di tiga pedukuhan mengalami kesulitan air, yakni Dukuh Siberuk, Sasak, dan Dukuh Simendem. Disebutkan, di Dukuh Sasak ada 200 kepala keluarga, dimana jiwa pemilihnya saja sekitar 600-an jiwa, di Dukuh Simendem ada 106 KK, dan di Dukuh Siberuk sekitar 70-an KK.

"Di sini, sumber mata airnya di hutan Perhutani. Simendem dari mata air Sidondong, Sasak dari mata air Siwuni, dan Siberuk dari mata air Jangkar.

Mata air dialirkan ke bak penampungan di perkampungan, namun saat ini tinggal paralonnya, airnya sudah tidak ada," keluh dia.

Oleh karena itu, lanjut dia, untuk mencukupi kebutuhan air bersih terutama untuk masak dan minum warga berbondong-bondong 'mikul' jirigen untuk mengambil air di kubangan air di tengah hutan yang lokasinya sejauh 1,5 km.

"Pagi dan sore ngangsu airnya. Untuk nyuci dua hari sekali kita bisa ke sungai yang masih ada airnya tapi untuk air minum sulit, apalagi anak sekolah pagi-pagi harus berangkat sekolah," terang dia.

Untuk itu, warga sangat mengharapkan bantuan dropping air bersih. Ia mengaku berterima kasih atas bantuan air bersih dari pemda melalui BPBD. Namun diakuinya, dropping satu tangki air bersih masih belum mencukupi kebutuhan air bersih di desa itu.

"Satu tangki tidak cukup untuk satu Rt. Untuk 60 KK ndak cukup, masih ada warga yang tidak kebagian," kata dia.

Harapannya, kata dia, satu Rt droppingnya satu minggu tiga kali. "Satu Rt di sini 60 KK hingga 70 KK," katanya.

Ditambahkan, di desa itu sebenarnya masih ada sumber air yang kondisinya bagus, namun jaraknya sangat jauh, yakni sekitar 8 Km dari desa. "Saat ini debitnya masih bagus tapi jaraknya sekitar 8 Km. Sumber ini namanya Kalisalam. Lokasinya di tanah Perhutani," katanya.

BPBD Kabupaten Pekalongan sejak Rabu (4/9) mulai melakukan dropping air bersih di Desa Lambanggelun. Petugas BPBD hari itu sejak pagi hingga malam hari mendistribusikan bantuan air bersih di Dukuh Siberuk, Desa Lambanggelun, Kecamatan Paninggaran, dan di Dukuh Bantul, Desa/Kecamatan Kesesi (Rt 03 Rw 02 dan Rt 02 Rw 02). Di Dukuh Siberuk dropping 1 tangki air bersih untuk 65 kepala keluarga atau 307 jiwa, dan di Dukuh Bantul untuk memenuhi kebutuhan air bagi 110 KK atau 347 jiwa dengan 1 tangki air bersih kapasitas 5.000 liter.

Ancaman krisis air bersih juga terjadi di Desa Luragung, Kecamatan Kandangserang. Amat, warga setempat, mengatakan, sumber air dari mata air yang berasal dari Desa Garungwiyoro yang disalurkan ke Desa Luragung debitnya kian mengecil.

"Bak penampungan dari sumber mata air dari Garungwiyoro ke Desa Luragung tidak bisa menjamin kebutuhan Sehari-hari dikarenakan airnya sering tidak sampai. Warga saat ini ngangsu mencari sumber air yang sekiranya bisa diambil," terang dia. (ap5)

Tags :
Kategori :

Terkait