Waspada! DBD Sudah Sentuh 40 Kasus

Selasa 28-04-2020,11:40 WIB

*Dua Balita Penderita Meninggal Dunia

Slamet Budiyanto

Kepala Dinkes Kota Pekalongan

KOTA - Di tengah kewaspadaan terhadap pandemi Covid-19 atau virus corona, masyarakat Kota Pekalongan saat juga harus tetap waspada terhadap penyebaran wabah demam berdarah dengue (DBD).

Pasalnya, angka kasus DBD di Kota Pekalongan sejak Januari hingga April 2020 ini mengalami lonjakan drastis. Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat, hingga saat ini, ada 40 kasus DBD di Kota Pekalongan. Dari 40 kasus ini, dua diantaranya menyebabkan kematian.

Demikian disampaikan Kepala Dinkes Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto, Senin (27/4/2020). "Untuk DBD melonjak luar biasa. Sampai saat ini ada 40 kasus dengan dua kematian," ungkap Budiyanto.

Dari dua kasus DBD yang menyebabkan korban meninggal dunia ini, katanya, menimpa dua orang balita. "Yang meninggal dunia masih balita," imbuhnya.

Adapun sebaran daerah yang terdapat kasus DBD, kata Budi, merata hampir di semua kelurahan di Kota Pekalongan.

Menurutnya, lonjakan kasus DBD ini antara lain disebabkan oleh faktor cuaca. Perubahan dari musim hujan ke kemarau menjadi salah satu faktor pemicu. Kecenderungan hujan kemudian panas dan hujan lagi berpotensi banyaknya genangan dan tampungan air yang tak habis-habis sehingga mudah untuk berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti yang menyebabkan DBD.

Maka dari itu, pihaknya tak henti-hentinya mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) sebagai langkah paling efektif mencegah mewabahnya demam berdarah.

Program penanganan DBD ini tidak bisa bergerak sendiri, tentu harus didukung oleh masyarakat untuk melakukan program PSN.

"Pencegahan paling baik adalah dengan PSN, karena dengan PSN kita bisa mencegah jentik nyamuk berkembang menjadi nyamuk dengan memutus mata rantai," tandasnya.

Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya apabila mengalami gejala. Terutama untuk balita, apabila mengalami demam untuk segera diperiksakan ke pusat layanan kesehatan setempat. Jangan sampai terlambat penananganan yang akhirnya bisa berakibat fatal.

"Ini perlu diwaspadai, sebab terkadang ketika anak mengalami demam, kemudian sudah tidak demam lagi, dikira sudah sembuh dan itu dikira penyakit demam biasa. Padahal bisa jadi dia kena demam berdarah," tandasnya.

Kasus DBD di Kota Pekalongan tahun 2020 ini jika tidak mendapat perhatian semua pihak bisa jadi akan jauh melebihi tahun-tahun sebelumnya, baik dari segi jumlah kasus maupun fatalitasnya.

Berdasar catatan Radar Pekalongan yang dihimpun dari Dinkes, di tahun 2019 jumlah kasus DBD di Kota Pekalongan mencapai 57 kasus dengan satu orang meninggal dunia. Sedangkan selama tahun 2018, tercatat ada 36 kasus DBD. (way)

Tags :
Kategori :

Terkait