*RSUD Kajen Temukan 3 Kasus
KARANGANYAR - Flu Singapura adalah penyakit yang diakibatkan karena infeksi Enterovirus terutama virus Coxsackie A16 (CA 16) dan Enterovirus 71 (EV 71). Dalam istilah medis, penyakit ini disebut Hand Foot Mouth Diseases (HFMD) atau Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (TKM).
Demikian disampaikan Dokter Spesialis Anak RSUD Kajen, Mohammad Rizal, Kamis (9/6/2022).
"Penyakit ini sudah ditemukan sejak tahun 1957 di Toronto, Kanada. Di Indonesia, penyakit ini dikenal dengan nama Flu Singapura karena gejala yang ditimbulkan mirip dengan flu dan pada saat itu banyak terjadi di Singapura," terang dia.
Penyakit ini biasanya terjadi pada bayi dan anak di bawah lima tahun. Walaupun lebih sering menyerang anak-anak, namun penyakit ini bisa juga terjadi pada anak di atas lima tahun dan orang dewasa.
Gejala yang ditimbulkan akibat penyakit ini, kata dia, biasanya demam, munculnya ruam atau bintik merah pada tangan, telapak kaki, dan mulut yang terkadang disertai pelepuhan, sariawan, tidak nafsu makan, malaise (lemah), dan nyeri pada tenggorokan.
"Pada umumnya penyakit ini tergolong ringan dan dapat sembuh sendiri. Namun penyebaran penyakit ini dapat terjadi dengan mudah. Virus penyebab penyakit ini dapat ditemukan pada air liur, dahak, lendir hidung, cairan pada kulit yang melepuh, dan kotoran (feses) penderita," terang dia.
Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan penderita seperti bersentuhan, berpelukan, menggunakan peralatan makan dan minum yang sama, dan menyentuh benda atau permukaan yang mengandung virus. Kepadatan penduduk dan buruknya sanitasi lingkungan sekitar dapat mempercepat penyebaran penyakit ini.
Sejak Januari hingga Juni 2022, ujar dia, ditemukan tiga kasus Flu Singapura di RSUD Kajen. Ketiga kasus ini terjadi pada anak usia tiga tahun. Satu di antaranya harus dilakukan perawatan di rawat inap.
"Kasus yang ditemukan di RSUD Kajen tergolong cukup ringan karena penderita hanya datang satu kali kunjungan dan dapat disembuhkan," tandasnya.
Mengutip dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), meskipun umumnya penyakit ini menunjukkan gejala yang ringan, namun pada beberapa kasus dapat menyebabkan komplikasi yang berat. Bintik kemerahan di daerah mulut dapat menyebabkan penderita sulit untuk menelan makanan dan minuman, sehingga memungkinkan terjadinya dehidrasi. Beberapa laporan menyebutkan bahwa kasus Flu Singapura berat dapat menyebabkan meningitis (radang selaput otak) dan ensefalitis (radang otak) yang dapat mengakibatkan pasien harus dirawat intensif dan bahkan mengalami kematian. Oleh karena itu, penyakit ini tetap perlu diwaspadai.
"Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyakit ini adalah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh, serta menghindari kontak langsung dengan penderita," ungkapnya. (had)