TRIYONO
KAJEN - Dalam memajukan perdesaan, pemdes diminta untuk menyediakan kotak aspirasi. Melalui kotak aspirasi tersebut maka kampung menampung aduan dari masyarakat.
Hal itu terungkap dalam Kunjungan Development Sector dari Department of Foreign Affairs and Trade Australia di Desa Kayu Puring, Petungkriyono kemarin.
Adanya keterlibatan masyarakat yang terdiri dari perempuan, pemuda, dan disabilitas, mencerminkan bahwa masyarakat memiliki rasa tanggung jawab dalam mengawal dana desa. Khususnya di Desa Kayupuring yang melakukan launching pekan aspirasi dan sosialisasi pengaduan masyarakat.
Unit Manager- Human Development Sector dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia, Astrid Kartika mengungkapkan, masyarakat yang selama ini kurang memiliki akses dalam mengemukakan aspirasi, sangat membutuhkan wadah seperti pengaduan masyarakat.
"Keterlibatan berbagai elemen masyarakat dalam mengemukakan pendapat, diharapkan dapat menghidupkan komunikasi dua arah antara masyarakat dengan desa. Sehingga dapat menentukan skala prioritas dalam pembangunan desa," ungkapnya di Balai Desa Kayupuring Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.
Pekan aspirasi merupakan kegiatan yang dilakukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), di mana masing-masing dusun terdapat kotak aspirasi untuk pengumpulan formulir usulan. Selanjutnya usulan yang disampaikan melalui BPD diusulkan agar masuk dalam rencana pembangunan atau RKP Desa. Kegiatan ini dimulai dari tanggal 24 Agustus sampai 10 September 2019.
"Pengaduan ini merupakan ruang bagi masyarakat untuk berkomunikasi dengan desa. Agar nantinya kepala desa bisa melihat lebih dekat permasalahan yang ada di masyarakat. Sehingga layanan dasar terkait pendidikan, kesehatan dan adminduk menjadi lebih baik," imbuh Program Manager FITRA Jawa Tengah, Badiul Hadi. (Yon)