Ironis, Belasan Tahun Mengajar, GTT Dapat Gaji Hanya Rp 200 Ribu

Sabtu 20-07-2019,16:45 WIB

Ironis, mungkin itulah yang pantas disematkan pada nasib ribuan Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap (GTT/PTT) non K yang ada di Kabupaten Blora Jawa Tengah.

Silaturahmi dan Halal Bihalal Paguyuban GTT/PTT non K Kabupaten Blora, di GOR Mustika, Sabtu (20/7). (rmoljateng)

Betapa tidak, puluhan tahun mengabdi, namun mereka hanya mendapat gaji Rp200 ribu perbulannya. Tunjangan kesejahteraan pun tidak pernah mereka rasakan.

Fakta ini terungkap saat acara Silaturahmi dan Halal Bihalal Paguyuban GTT/PTT non K Kabupaten Blora, di GOR Mustika, Sabtu (20/7).

Slamet Purwanto, Spd, Salah satu guru GTT di SDN 1 Gondoriyo Kecamatan Todanan, mengaku gaji yang ia dapatkan selama mengabdi hanya sebesar Rp200 ribu/bulan. Padahal ia sudah mengabdi selama 11 tahun. Tunjangan kesra sebesar Rp130 ribu pun saat ini sudah tidak ia terima.

"Gaji saya tiap bulannya Rp200 ribu, itu saya harus perjalanan pulang pergi sejauh 80 kilometer dari rumah ke sekolah. Sedangkan setiap harinya bensin saya Rp 15 ribu. Mana cukup uang sekecil itu. Jadi saya minta ada perhatian buat kami," kata Slamet, saat ditemui di acara.

Slamet mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan keluarga, ia terpaksa ikut membantu orang tuanya buka warung kecil-kecilan.

"Anak saya 2, jadi saya harus punya sampingan. Saat ini saya ikut bantu-bantu orang tua jualan di warung," ucapnya.

Senada dengan Slamet, Anjar Gustiyanto juga mengaku jika selama 14 tahun menjadi guru, ia hanya mendapat gaji sebesar Rp200 ribu.

"Cukup gak cukup ya harus dicukupkan. Untungnya saya masih dapat kesra, jadi tiap bulan saya bisa dapat Rp 400 ribu," ujar guru SD Getas, Kecamatan Cepu itu.

Sementara itu, Ketua Paguyuban GTT/ PTT Kabupaten Blora, Arys Eko Siswanto mengatakan, ada sekitar 3000 lebih guru GTT/PTT yang nasibnya hampir sama. Rata-rata mereka hanya mendapatkan gaji sebesar Rp 100 sampai Rp300 ribu per bulannya.

"Ada 3 ribuan GTT / PTT di Blora yang hanya digaji Rp100-300 ribu. Padahal mereka sudah mengabdi ada yang puluhan tahun. Jadi kami ingin pemerintah juga memperhatikan, bahwa keberadaan kita juga ada. Kalau K2 ada perhatian, jadi kami juga butuh perhatian," kata Arys.

Arys mengungkapkan, kegiatan Silaturahmi dan Halal Bihalal ini sebagai cara dirinya untuk menarik simpati para pejabat yang ada di Kabupaten Blora. Pasalnya, sejauh ini perjuangan dia tidak kunjung mendapatkan niat baik dari pemerintah.

"Kami ingin, pejabat-pejabat di Blora tergugah dengan nasib kami. Sehingga bisa memperjuangkan kesejahteraan kami. Kalau di Kabupaten lain bisa, Kenapa di Blora tidak bisa, saya sudah studi banding, di Kudus, Jepara itu ada perhatian dari Pemkabnya," ungkap Arys.

Dalam kegiatan itu, sejumlah pejabat yang diundang, seperti Dinas Pendidikan, Setda Pemkab Blora tidak hadir. Mereka hanya mengirimkan perwakilannya masing-masing. (rmoljateng)

Tags :
Kategori :

Terkait