Menangani hal ini, sekolah dapat menyediakan ekstrakurikuler yang menampung minat bakat siswanya dalam mengembangkan budaya daerah, misal saja ekstrakurikuler muatan lokal yang ada pada beberapa sekolah di Jawa Tengah.
Sekolah tersebut menyediakan wadah yang menampung bakat siswa dalam budaya Jawa, seperti halnya gamelan, geguritan, dan bernyanyi macapat. Selain untuk mengasah kemampuan yang dimiliki, siswa-siswi juga dapat mempraktekkan unggah ungguh dalam bersosial secara langsung di dalam lingkup keseharian mereka.
Hal tersebut tentu saja dapat mengurangi dampak negatif dari media sosial yang dimana mempengaruhi tingkah laku siswa. Sehingga secara tidak langsung, mereka dapat tersaring dengan sendirinya dari budaya-budaya asing yang masuk di lingkungan mereka.
Penulis Syahidatun Nafilah
Mahasiswi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.