Dari Hudzaifah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu alaihi wa salam jika ingin tidur di malam hari, maka beliau meletakkan tangannya di pipinya (yang kanan), kemudian mengucapkan,
اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوْتُ وَأَحْيَا
“Allohumma bismika amuutu wa ahyaa [Artinya: Ya Allah, dengan nama-Mu. Aku mati dan aku hidup].” Jika beliau bangun dari tidur, beliau mengucapkan,
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ
“Alhamdulillahiladzi ahyanaa ba'da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur [Artinya: Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan].” (HR Bukhari)
Tidur dengan alas tangan ternyata ada alasan medisnya, yakni bisa membuat posisi kepala, leher dan punggung tercipta garis lurus. Tidur menggunakan bantal yang terlalu tinggi tidak dianjurkan. Sebab, akan menyulitkan aliran darah ke bagian kepala.
7. Tidur lebih awal selepas shalat Isya
Rasulullah menganjuran untuk istirahat setelah shalat Isya. Sebaiknya menyegerakan tidur jika tidak ada kepentingan lain. Apalagi begadang untuk hal yang tidak bermanfaat, tentu bisa merugikan. Namun bila ada hal penting yang membuat mata harus tetap terjaga, boleh dilakukan, seperti murajaah, belajar, dan hal baik lainnya.
"Bahwasanya Rasulullah membenci tidur malam sebelum (shalat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya." (HR Bukhari, Muslim).
Dikaji dari segi kesehatan, waktu malam sebagai ekskresi hati dalam menetralkan racun, sehingga perlu keadaan yang tenang. Apabila begadang, maka sekresi ini tak berjalan lancar sebagaimana mestinya. Sehingga dalam kurun waktu panjang, bisa menyebabkan penyakit kanker hati.
8. Shalat tahajud
Setelah tidur yang cukup lama, dianjurkan untuk mendirikan shalat tahajud. Shalat tahajud di tengah malam menjaga kita dari sakit hipertensi maupun sakit jantung. Pada tengah malam, secara fisiologis terjadi tidur pada fase yang tidak lelap (non-rapid eye movement/NREM) yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi detak jantung dan iregularitas irama jantung.
Oleh karena itu, terjaganya seseorang dari tidur dan menegakkan shalat di malam hari akan menjaganya dari peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Selain itu, pada fase tidur yang tidak lelap, kemampuan pergerakan fimbria (permukaan menonjol) sel berkurang. Hal ini akan memudahkan pathogen (virus, bakteri dan lainnya) untuk masuk ke dalam tubuh. Dengan menegakkan shalat malam, fungsi fimbria tersebut dapat kembali ke kondisi awal dan melindungi seseorang dari masuknya zat asing seperti patogen ke dalam tubuh sehingga mencegah terjadinya penyakit.
Sujud pada shalat juga akan membantu aliran darah ke bagian otak dengan relatif mudah. Jantung tidak perlu bekerja keras untuk mengalirkan darah oleh karena posisinya otak yang lebih rendah dibandingkan jantung.
9. Boleh tidur terlentang
Dari Abbad bin Tamim, dari pamannya bahwa ia pernah melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa salam tidur terlentang di masjid dalam keadaan meletakkan satu kaki di atas lainnya. (HR Bukhari, Muslim)