3. Membanding-Bandingkan
Beberapa orang dewasa kerap beranggapan bahwa membandingkan anak dengan anak lain atau bahkan dirinya sendiri di masa dulu yang dianggap lebih baik adalah cara untuk memberikan mereka motivasi.
Padahal mental anak tidak demikian, sikap membanding-bandingkan yang sering dilakukan justru membuat anak merasa tidak mampu dan rendah kepercayaan dirinya.
4. Mengungkit Kesalahan Anak
Perilaku orang dewasa yang bisa membunuh rasa percaya diri anak berikutnya adalah kebiasaan sering mengungkit kesalahan anak.
Ketahuilah bahwa di hidup ini kita kerap melakukan kesalahan entah disengaja maupun tidak. Terlebih seorang anak yang masih dalam tahap belajar.
Saat anak melakukan kesalahan, maka orang dewasa baiknya memberitahu apa yang benar dan tidak terus mengungkit kesalahan yang sudah dilakukan.
Ingatan itu akan membuat anak merasa semakin bersalah dan tidak mampu.
5. Mematahkan Mimpi Anak
Bagi orang dewasa mungkin beberapa hal terasa tidak mudah untuk diraih. Dengan segala pertimbangan dan sikap realitisnya, orang dewasa bisa mengukur kemungkinan ke depan. Tapi tidak untuk mimpi, terlebih mimpi atau cita-cita anak.
Mereka kerap memimpikan hal yang luar biasa, sangat tinggi, bahkan dinilai tidak masuk akal atau sulit didapatkan dalam kacamata orang dewasa.
Meskipun begitu, apresiasi dan dukung saja. Sebab perilaku orang dewasa yang bisa membunuh rasa percaya diri anak salah satunya adalah mematahkan mimpi mereka.
Memandang rendah bahwa mereka tidak mungkin bisa mendapatkannya. Sekalipun terlihat sepele, judge tersebut bisa membuat kepercayaan diri anak menurun.
6. Otoriter
Perilaku orang dewasa yang bisa membunuh rasa percaya diri anak termasuk sikap otoriter yang dilakukan. Ini sangat riskan terutama dengan pola asuh yang ketat.