PEKALONGAN - Kontestasi pemilihan Presiden Republik Indonesia 2024 mulai menghangat di Kota Pekalongan. Ratusan santri mendeklarasikan diri mendukung Bakal Calon Presiden (Bacapres) Prabowo Subianto.
Acara itu bertajuk Deklarasi Santri Nusantara Bersatu, Dukungan Penuh untuk Prabowo Subianto Presiden RI 2024. Ratusan santri mendeklarasikan diri di ballroom Hotel The Sidji.
"Kami pendukung dari bapak Prabowo Subianto, terutama para kiai kampung dan santri santri yang dari Pemalang, Pekalongan dan batang berkumpul malam ini. Di momen momen yang pas yang di mana besok, Kota Pekalongan akan menjadi tuan rumah Muktamar Sufi Internasional," kata Ketua Umum Santri Nusantara Bersatu, Aji Jaya Bintara, Senin (28/8) malam.
Ia menyebut dukungannya pada Prabowo Subianto karena dianggap mampu melanjutkan kepemimpinan dari Presiden Jokowi. Lalu, ia menganggap Prabowo Subianto merupakan tokoh pemersatu bangsa.
Tidak hanya itu, pihaknya juga menilai Prabowo peduli dengan generasi muda santri. Buktinya, ketua Umum Gerindra itu menjadi ketua panitia Muktamar Sufi Internasional yang digelar di Kota Pekalongan.
"Saya sampaikan juga bahwa beliau dekat dengan rakyat ya," tuturnya.
Aji menyebut setelah deklarasi, pihaknya akan melakukan aktivasi Santri Nusantara Bersatu ke beberapa wilayah. Pihaknya akan merekrut relawan dari para santri dan membuka struktural di seluruh wilayah.
"Targetnya bisa mewakili 38 provinsi. Tarrget mungkin bisa 100 hingga 200 Kabupaten kota di Indonesia," ujarnya.
Baginya peran santri bagi kemajuan bangsa tidak hanya dari sisi religius.
Tapi juga dari sisi ekonominya dan sisi kebudayaannya.
Koordinator Santri Nusantara Bersatu Kabupaten Pemalang, Ali aenal Mustaqim menambahkan bahwa Prabowo Subianto adalah seorang negarawan.
"Yang tentunya itu menjadi suri tauladan buat kami, terutama para santri yang kemudian tidak ada rasa pendendam. Karena memang itu bentuk ajaran yang diajarkan oleh guru kami kepada kami dan itu ada di beliau bapak Prabowo Subianto," kata pria yang akrab disapa Gus Ali itu.
Ia mengatakan bahwa santri serta kiai kampung tidak masalah berpolitik. Bahkan peran santri pun cukup krusial di kehidupan politik.
Gus Ali menyatakan pada zaman sekarang para santri harus melek politik.
"Kemudian politik itu dikatakan kotor? Sebenarnya bukan politiknya, tetapi adalah manusianya itu sendiri begitu," jelasnya. (*)