*Masih Ada 2.128 Jiwa Pengungsi
TIRTO - Meskipun wilayah Kabupaten Pekalongan dalam beberapa hari ini terus diguyur hujan, jumlah pengungsi di Kota Santri justru kian menurun. Hingga Jumat (28/2/2020) pagi, jumlah pengungsi yang terdata oleh PMI Kabupaten Pekalongan mencapai 2.128 jiwa. Sehari sebelumnya, jumlah pengungsi di pesisir Kabupaten Pekalongan mencapai 2.475 jiwa.
Penurunan ketinggian air di sejumlah desa terdampak banjir ini di antaranya dikarenakan pompa pinjaman Gubernur di Desa Mulyorejo sudah difungsikan, gerak cepat Bupati Asip Kholbihi untuk menjebol tanggul Sungai Mrican agar air di pemukiman bisa lari ke laut, hingga instruksi Bupati agar sistem drainase di wilayah perkotaan kondisinya dicek dan sumbatan-sumbatan yang ada dibersihkan. Pasukan Saber Sampah di Perkim LH pun terus bergerak untuk membersihkan tumpukan sampah yang ada di sungai.
Camat Tirto Agus Dwi Nugroho, Jumat (28/2/2020), mengatakan, sebagian besar banjir di Kecamatan Tirto sudah mulai surut sekitar 10 cm. Salah satu penyebabnya, kata dia, pompa pinjaman dari Gubernur di Desa Mulyorejo sudah difungsikan untuk menyedot air dari lingkungan pemukiman.
"Pompa pinjaman Gubernur di Desa Mulyorejo sudah difungsikan sejak Rabu sore beroperasi. Dampaknya cukup signifikan, banjir turun sekitar 10 cm," kata dia.
Dikatakan, beberapa titik banjir sudah mulai surut. Ia menyebut di antaranya di Desa Pacar dan jalan-jalan di Mulyorejo. Humas PMI Kabupaten Pekalongan M Rofik Maulana, kemarin, menerangkan, jumlah pengungsi hingga kemarin pagi, pukul 06.00 WIB, sudah turun menjadi 2.128 jiwa. Menurutnya, ketinggian debit air banjir mencapai 20 cm hingga 30 cm, dan di Desa Pacar, Kecamatan Tirto banjir sudah mulai surut.
"Jumlah pengungsi ini tersebar di Desa Karangjompo, Tegaldowo, dan Desa Mulyorejo, Kecamatan Tirto, Desa Bener, Kecamatan Wiradesa, dan Desa Sijambe, Kecamatan Wonokerto," terang dia. (had)