Tangani Limbah Kohe, Dinperpa Monitoring Pemasangan Biogas Digester

Selasa 17-10-2023,10:44 WIB
Reporter : Redaksi

KOTA - Pemkot Pekalongan melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) setempat melaksanakan monitoring pemasangan biogas digester pada Kelompok Tani Ternak (KTT) Putra Panjang Baru, kecamatan Pekalongan Utara, Senin (16/10/2023) yang merupakan alokasi bantuan dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah di tahun 2023.

Kepala Dinperpa Kota Pekalongan, Muadi melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ilena Palupi mengatakan, KTT Putra Panjang Baru ini memiliki 105 ekor sapi yang berada di 3 kandang komunal, sehingga limbah atau kotoran hewan (kohe) yang dihasilkan cukup banyak.

Selanjutnya Dinperpa berinisiatif mengajukan bantuan 2 unit biogas digester berbahan fiber ini sebagai upaya pelaksanaan konservasi energi di Jawa Tengah tahun 2023. Mengingat, selama ini limbah padat tersebut digunakan untuk memadatkan lahan kandang yang berair.

“Alhamdulillah kami mendapatkan 2 unit biogas digester berkapasitas 20 meter kubik, rencananya 1 unit biogas ini bisa digunakan 7 kompor gas, kebetulan di lingkungan sekitar kandang KTT Putra Panjang Baru ini banyak penerima program PKH, sehingga diharapkan para keluarga bisa memanfaatkan, tidak membeli gas LPG lagi,” harapnya.

Sebelumnya, dikatakan Ilena, bantuan serupa juga telah diterima oleh KTT Eka Muncul Baru di Degayu, dimana hingga saat ini 14 rumah tangga sudah tak lagi mengeluarkan uang untuk membeli gas LPG.

“Biogas ini terdiri 2 tampungan, limbah cair dan pada. Limbah cair itu akan diproses menjadi gas jika sudah selesai diproses, gas akan dialirkan melalui pipa kecil ke 14 rumah, sedangkan sisa proses tersebut akan menghasilkan limbah padat yang bisa dijadikan pupuk organik, sangat mendukung kesejahteraan dan perekonomian masyarakat,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua KTT Putra Panjang Baru Ali mengaku senang dengan adanya unit biogas digester ini, sebab sangat membantunya dalam mengelola limbah kotoran hewan dari kandang miliknya.

"Saat ini masih proses penampungan dan fermentasi karena baru 2 minggu, harapannya pemanfaatan limbah kohe bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar sebagai pengganti gas, jadi tidak ada pro dan kontra lagi, karena limbahnya bisa bermanfaat di lingkungan ini,” terangnya.

Selain itu, Ali juga bersyukur kini ia sudah bisa memproduksi pupuk organik lebih cepat dari biasanya, "Sebelumnya manual, pengeringannya lama dan butuh tenaga ekstra, kalau pakai biogas ini akan lebih cepat 1 hari sudah jadi, mudah-mudahan bisa menambah pemasukan untuk kelompok kami,” pungkasnya.  (dur)

Kategori :