*DMPPA ajak kepala sekolah dan lurah petakan masalah.
KOTA - Masih tingginya kasus kekerasan anak pada tahun 2022 di Kota Pekalongan ini, menjadi salah satu motivasi dari DMPPA Kota Pekalongan untuk memetakan permasalahan anak dengan menggandeng Kepala sekolah SD, SMP, SMA serta lurah dari beberapa daerah.
Kepala DPMPPA Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono dalam sarasehan pemetaan kepada anak (23/8/2022) ini menyampaikan bahwa kegiatan sarasehan ini memberikan masukan berbagai pengalaman yang nanti permasalahan-permasalahan tersebut bisa dipetakan.
"Dari pembahasan di sarasehan ini kita akan melakukan tindak lanjut apakah perlu ada satu kebiajkan untuk mengambil penyelesaian. kalaupun jika ada masalah yang menyangkut OPD lain maka kami siap menjembatani," ungkap Sabaryo.
Ditambahkan, permasalahan anak yang sering terjadi di tahun 2022 dan masih tinggi yaitu tindak kekerasan pada anak, baik itu pelecehan seksusal, bully atau kekerasan oleh orang tuanya.
"Untuk masalah-masalah yang saat ini terjadi, kita fasilitasi kalau bisa diselesaikan kekeluargaan maka kita kembalikan ke keluarga dan kita hanya monitoring, tapi kalau perlu tindakan selanjutnya maka kita akan bantu karena kita juga cukup banyak bekerjasama dengan layanan rehabilitasi yang bisa membantu," imbuhnya.
Sementara itu, Staf ahli bidang kemasyarakatan dan SDM Soeroso MPd menambahkan pentingnya pemetaan masalah pada anak. Karena dalam menghadapi permasalah anak harus terarah dan terukur, sehingga ia sangat mengapresiasi sarasehan yang telah dibuat oleh DPMPPA ini yang menurutnya merupakan langkah yang tepat.
"Ketika membuat peta pun kita harus memiliki beberapa sudut pandang, misal sekolah punya sudut pandang sendiri, anak pnya, keluarga jiga punya. Namun apa yang disebut permasalahan anak di sekolah belum tentu itu jadi permasalahan dirumah sehingga kita perlu kebersamaan," terang Roso.
Ia berpesan agar kegiatan ini terlaksana dengan baik dan optimal, karena pemetaan masalah ini bertujuan untuk kesejahteraan anak. Masyarakat tidak akan sejahtera kalau anak tidak sejahtera. "Kesejahteraan masyarakat tidak hanya terukur dari masalah angka-angka ekonomi namun juga kesejahteraan anak," pungkasnya.(mal).